twitter
    Celebrating the T in LGBT

Sabtu, 02 Januari 2010

Viva la Difference.


20 Juni 2009 jam 19:46

Viva La Difference

= sebuah 'permainan' yang mengelompokkan orang berdasarkan faktor2 pembeda, seperti hobi, usia, suku, keyakinan, tingkat ekonomi, orientasi seksual...


suatu malam, ada teman protes padaku:
kenapa sih harus ada permainan seperti itu? kenapa kita harus membeda-bedakan diri? apalagi membedakan diri berdasarkan status ekonomi dan sosial!

lho, biar kita tau, kan?

buat apa?! kita kan sama saja! sama2 manusia! malah gak manusiawi kalo dibeda-bedakan gitu. malah ada kesan seperti mau mempermalukan gitu...

aku termenung.

***
tidak! tidak bisa! jangan tutupi perbedaan di antara kita! kita tidak boleh menutup mata pada perbedaan kita!
tidakkah mereka tahu, bahwa perbedaan bisa membawa dampak yang luar biasa?? perbedaan Kesempatan! perbedaan perlakuan orang!

tidakkah mereka ingin mencari tahu, bagaimana kawan2 --yang bahkan untuk membeli sepeda kayuh pun keluarganya tak mampu-- bisa merantau dan melanjutkan kuliah sampai di jogja? tidakkah mereka ingin tahu dan mengapresiasi bagaimana kawan2 itu bisa bertahan hidup?

apa mereka tidak ingin tau bagaimana rasanya jadi anak pejabat, bagaimana rasanya menyandang nama keluarga. bagaimana rasanya memiliki orang tua yang sibuk...

lebih jauh, apa mereka tidak melihat stigma-stigma dan penghakiman yang dijatuhkan oleh orang kebanyakan pada kelompok tertentu hanya karena kelompok itu berbeda dari kebanyakan orang? apa mereka tidak terhenyak ketika penganut ahmadiyah diserang? kelompok sapto dharmo diserang?

kenapa mereka tidak coba menengok sesaat pada kawan mereka yang berkata "waria tidak boleh ada di muka bumi! harus dihapuskan!"?
kenapa mereka tidak menengok pada kawan yang MEREKA ejek-ejek kerena ia adalah laki2 yang feminin?


ahhh.... aku masih mengelus dada.

bukan...bukan... damai bukanlah ketika kita semua menjadi sama.
damai adalah jika kita bisa hidup tenteram dalam keberagaman kita. tenteram yang sesungguhnya. yang lahir karena dialog. yang muncul karena relasi terus menerus, yang tumbuh seiring dengan usaha kita mengerti, memahami, dan menerima orang-orang yang berbeda dengan kita...

kurasa,
semua itu bisa kita mulai jika kita mau legawa (berbesar hati) untuk melihat perbedaan di antara kita dulu...
berbeda.. bukankah ia sangat manusiawi?
hah...

'buka mata, hati, telinga... sesungguhnya, masih ada yang lebih penting dari sekedar kata cinta...'
malique n d'essestials


*protes itu muncul bulan lalu, dan sampai sekarang masih menghantuiku.

::che::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What's on your mind? Let me know! :))