twitter
    Celebrating the T in LGBT

Kamis, 29 September 2011


Tadi saya mencari bahan untuk menulis tentang tawuran pelajar di Yogyakarta. Pencarian membawa saya pada halaman facebook salah satu korbannya.

***

Teofilus Uky Caesar Kusuma. Lahir tahun 1991. Dua tahun lebih muda dari saya.
Gitaris. Fotografer. Nampak enerjik. Dalam foto-fotonya, ia selalu tersenyum. Kadang juga mendongak pongah, khas anak SMA. :)


Senin, 26 September 2011

Astaga! Naifnya saya!

Saya terlalu naif kali ya?
Kalau punya info & kesempatan selalu bagi-bagi, dengan pemikiran bahwa semua orang melakukan hal yg sama.

Ternyata tidak... Huahahahaa...
Saya jd kayak orang bego yg gak tau apa2 :P



::che::

Hidup Berawal dari Mimpi

*Bondan Prakoso & Fade to Black

Yo' kujelang matahari dengan segelas teh panas
Di pagi ini ku bebas, karna nggak ada kelas
Di ruang mata ini kamar ini srasa luas
Letih dan lelah juga, lambat lambat terkuras

Teh sudah habis, kerongkongan ku pun puas
Mulai ku tulis semua kehidupan di kertas
Hari hari yang keras, kisah cinta yang pedas
Perasaan yang was was, dan gerakku yang terbatas

Tinta yang keluar dari dalam pena
Berirama dengan apa yang kurasa
Dalam hati ini ingin kuubah semua
Kehidupan monoton penuh luka putus asa

Chorus:
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Yo' yo' dunia memang tak selebar daun kelor
Akal dan pikiran ku pun tak selamanya kotor
Membuka mata hati demi sebuah cita-cita
Mlangkah pasti, pena dan tinta berbicara

Tetapkan pilihan tuk satu kemungkinan
Sbagai bintang hiburan, dan terus melayang
Tak heran ragaku, terbalut lebel mewah
Cerminan seorang raja dalam crita Cinderella

Ini bukan mimpi atau halusinasi
Sebuah anugerah yang akan ku nikmati nanti
Hasil kerja keras ku terbayarkan lunas.. tuntas..
Melakoni jati diri sampe puas

Chorus:
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Akh.. jack.. one two yo'
Jalan sedikit tersungkur terjungkir terbalik
Mlangkah menuju titik, lakukan yang terbaik
Ku ketatkan tekad dan niat agar melesat
Sperti rudal squad, mimpiku kan kudapat

Mencari tepuk tangan atas karya keringatku
Bukan satu yang ingin aku tuju
Naik ke'atas pentas, agar orang puas
Dapat applause, cek atau pun uang kertas

Yo' cari sensasi ataupun kontroversi "uh-oh"
Bukan caraku agar hidupku rekonstruksi
Dari mimpi semua hal dapat terjadi
Maka lemparkan sayap dan terbanglah yang tinggi

Chorus:
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Agar semua terjadi, hingga kelak kau mati..
Agar semua terjadi, hingga kelak kau mati..

::che::

Mahathir Mohamad

Satu hal yang saya ingat betul dari Mahathir Mohamad adalah kritikan-kritikan pedasnya terhadap tindakan Israel dan negara2 adidaya yang membiarkan tindakan itu.
Satu kali, Mahathir mendapat kecaman keras dari banyak negara karena pidatonya di konferensi negara2 Islam (OKI) . ini adalah potongan pidato yang melahirkan banyak kecaman itu:

"We [Muslims] are actually very strong, 1.3 billion people cannot be simply wiped out. The Nazis killed 6 million Jews out of 12 million [during the Holocaust]. But today the Jews rule the world by proxy. They get others to fight and die for them."

Kecaman muncul karena Mahahir dianggap mengancam perdamaian dunia, menyebarkan kebencian, menyebarkan kesalahpahaman, ofensif, dan tidak sesuai dengan nilai-nilai toleransi dan prinsip dialog. Berikutnya, mahathir bahkan dicap Anti-Semit.

[dari wikipedia: Antisemitism (also spelled anti-semitism or anti-Semitism) is "hatred toward Jews—individually and as a group—that can be attributed to the Jewish religion and/or ethnicity."[1] In its extreme form, it "attributes to the Jews an exceptional position among all other civilizations, defames them as an inferior group and denies their being part of the nation[s]" in which they reside.[2] A person who holds such views is called an "antisemite". Antisemitism may be manifested in many ways, ranging from individual expressions of hatred and discrimination against individual Jews to organized violent attacks by mobs, or even state police, or military attacks on entire Jewish communities. Extreme instances of persecution include the First Crusade of 1096, the expulsion from England in 1290, the Spanish Inquisition, the expulsion from Spain in 1492, the expulsion from Portugal in 1497, various pogroms, the Dreyfus Affair, and the Holocaust by Nazi Germany.]


Menanggapi kecaman2 itu, Mahathir tidak mengeluarkan reaksi yang (saya sebut) keras). Ia tetap tenang, tidak ada kemarahan atau kecaman balik. Jawaban Mahathir terhadap polemik ini simpel saja menurut saya, tapi sangat 'jlebb' dan masuk pada akar masalahnya.
"They feel that while it is proper to criticise Moslems and Arabs, it is not proper to criticize Europeans or Jews."
Ya, sudah menjadi rahasia umum bahwa Islam banyak mendapat kecaman, kutukan, penghinaan, dan cap teroris. Apa reaksi negara2 adidaya? Nol. Diam. Bahkan ikut dalam golongan pengutuk itu.
Namun, mengapa mereka begitu panas ketika ada orang yang mengkritik Yahudi?


Saya menerima masukan dan kritik orang pada Muslim ketika Muslim melakukan kesalahan. Namun ketika saya memberikan kritik dan masukan bagi para Yahudi yang melakukan kesalahan, mengapa saya langsung disebut sebagai penyebar kebencian dan Anti Semit? Apakah Yahudi tidak boleh dikritik, meski mereka memang melakukan kesalahan?
-Mahathir Mohamad


*Membaca, menonton, dan menyelami sepak terjang Mahathir mohamad memotivasi saya untuk melihat sesuatu secara obyektif, juga  untuk menanggapi sesuatu dilandaskan pada akal sehat, bukan kemarahan dan kebencian semata...

::che::

Jumat, 23 September 2011

Kerupuk Umbel


Rasa lapar dan ingin ngemil malam ini membawa saya pada kenangan belasan tahun silam.
***

Sekolah Dasar saya termasuk SD terkenal di Kota Malang. Eits, jangan bayangkan piala dulu! Di Malang, nampaknya cukup lumrah jika sebuah sekolah jadi terkenal karena jajanan (kuliner) di sekitarnya. Misalnya, SMA Dempo alias St. Albertus terkenal dengan Bakso Dempo, Pangsit Dempo, dan Es Teler Dempo yang terletak di belakang bangunannya; SDN Rampal dengan mi pangsitnya yang enak dan murah (cuma 2000 rupiah!); atau SMP Santa Maria II dikenal karena letaknya dekat Pulosari, salah satu area jajanan jagung dan roti bakar. Di kompleks perumahan saya (yang luasnya kira2 sepuluh kali luas kompleks UGM) bahkan sering ada percakapan macam ini:
   "Mau ke mana?"
   "STM Telkom!"
   "Cari cilok ya?"
   "He'eh."
Hahaha...

Kalau SD saya, sepertinya terkenal karena para penjual jajanan di halaman depannya. Gado-gado, mi pangsit, cilok (CILOK!!!), es degan, makaroni, dan sebagainya dan sebagainya. Separuh, bahkan mungkin lebih, dari pembeli merupakan tante-tante atau om-om yang mengantar-jemput anak mereka, peagawai-pegawai kantoran, dan anak-anak dari sekolah lain. Hal ini masih saya temui hingga sekarang. Bahkan saya makin sering melihat anak-anak dari SMA saya -Dempo- yang jajan di sana, padahal jarak sekolahnya sekitar 3 kilometer.


Sayang seribu sayang, ada jajanan yang tak lagi saya temui di sana. Sudah lama sebenarnya, sejak saya masih SMA. Dulu jajanan ini juga sangat terkenal. Bapak penjualnya bahkan meneruskan bisnis ini dari ayahnya, yang artinya jajanan ini sudah eksis di sana sebelum saya lahir!
Kami menyebutnya kerupuk umbel. Ya, umbel alias ingus, lendir yang keluar dari hidung itu. Jangan khawatir, Krupuk ini tidak terbuat dari umbel, kok. Kerupuknya adalah kerupuk pasir. Itu lho, kerupuk yang digoreng menggunakan pasir, bukan minyak. Dan "umbel"-nya adalah saus yang terbuat dari petis dan kanji yang dimasak dan berubah wujud menjadi cairan kental berwarna bening kecoklatan seperti umbel.
Si Bapak kerupuk umbel biasanya datang membawa dua plastik besar penuh kerupuk menggunakan sepeda kayuhnya. Sungguh, masing-masing plastik itu tingginya jauh melebihi kepala si bapak. Ia harus berjinjit untuk mengambil kerupuk-kerupuk pertamanya. Hebatnya, kerupuk hampir pasti habis terjual setiap hari. Jangn coba mencari beliau di atas jam setengah tiga sore jika kau tak ingin sakit hati karena sudah kehabisan (atau kalau lebih sial lagi, si bapak malah sudah pulang).

Namanya memang aneh dan menjijikkan. Tapi bagi anak SD, kerupuk umbel itu luar biasa enaknya. Apalagi jika dimakan dengan saus yang pedas (dicampur cabe). Murah, pula! SD kelas 1, saya akan mendapat satu contong krupuk untuk seratus rupiah, atau satu kresek kecil kerupuk hanya dengan tiga ratus rupiah. Harga terus naik, hingga menjadi seribu rupiah untuk satu kresek saat saya kelas tiga SMP. Tetap murah, bukan? Meski murah, pasukan kerupuk itu berhasil memberi motor pada si bapak, lho.:D


Saya sudah berseragam putih-abu ketika tiba-tiba si bapak tak lagi membawa dua plastik kerupuk umbel di motornya, melainkan satu kotak besar yang penuh cilok.
   "Lho, Pak, krupuknya mana??"
   "Lhooo, sudah nggak jualan krupuk saya, Mbak! Banting stir. Sekarang jualan cilok aja."
   "Kenapa, Pak???"
   "Lha kerupukE sudah nggak laku e mbak, kalah sama cilok sama makroni. Hehehee..."
Saya cuma bisa garuk-garuk kepala. Gemas, jengkel, sedih.

Dulu, saya sedihnya karena tidak bisa makan kerepuk umbel SD Cor Jesu lagi. Tapi sekarang sedihnya berbeda. Makin sedih. Karena kerupuk umbelnya kalah oleh makaroni!

Kau tahu makaroni, kan? Bahan pasta yang biasanya jadi campuran sup. Bentuknya macam.macam, kebanyakan spiral atau tabung yang berlubang di tengahnya. jajanan "makaroni" yang dimaksud di atas adalah makaroni yang dijemur dan digoreng untuk kemudian dibumbui dengan royco dan bubuk cabe, dijual dalam plastik-plastik kecil berbagai ukuran. Harganya dulu seratus hingga lima ratus, sekarang lima ratus hingga dua ribu lima ratus.

Tragisnya, makaroni adalah makan yang tidak bisa diproduksi secara mandiri di Indonesia. Mengapa? Karena berbahan baku gandum yang jelas-jelas tidak diproduksi oleh Indonesia. Hingga 2010, seluruh kebutuhan gandum di Indonesia masih diimpor dari negara lain. Sementara kerupuk, ia terbuat dari tapioka. tapioka itu terbuat dari ketela pohon alias singkong alias pohong yang tumbuh subur di tanah kita dan ada di mana-mana. Jadi, produk lokal kita kalah oleh barang impor!

Mengapa? Mengapa? Mengapa kerupuk harus kalah oleh makaroni? Huhuu....

Sampai jumpa, kerupuk umbel... aku akan selalu mengenangmu...


*tragisnya, saya juga doyan sekali sama makaroni
*Semoga Indonesia bisa segera menemukan bahan pengganti gandum... Semoga satu hari nanti makaroni, Indomie dan tepung terigu bisa dibuat dari bahan pangan yang ditanam di Indonesia... T____T


::che::

Jumat, 26 Agustus 2011

kata.kata.kaca.mata.1


akhirnya saya pakai kacamata. minus 0,75.

dunia tampak lebih jelas dengan kacamata ini. dan saya pun bisa melihat detik-detik di atas lampu lalu lintas, juga iklan2 di sekitarnya. hahahaha


tapi masih pusing rasanya... ada yang mengganjal di sekitar mata. dunia yang saya lihat seperti tersimpan rapi dalam dua kotak ukuran 2x5 cm.
terus, bulu mata saya ini loh. nabrak-nabrak lensanya terus. hahahahaa.. lucu.


sejauh ini, kacamata saya lebih sering bertengger di atas rambut dan berfungsi sebagai bando.


*dan saya pusing karena ngetik ini tanpa kacamata*

kaca.mata.edisi.pinter


kaca.mata.edisi.dudul.markudul



::che::

Kamis, 18 Agustus 2011

ISLAM dan resiko terkenal

ayeyeee!

apa kabar, sodara?

kata orang, jadi terkenal itu susah.
soalnya jadi sorotan orang terus-terusan. semua mata dan telinga tertuju pada si terkenal. semua memperhatikan, semua siap memberi komentar.

begitulah nasib jadi terkenal.

nah,
kalo di endonesa ini nih ya, salah satu yang masuk golongan terkenal itu agama islam. ya gimana enggak terkenal, lha wong lebih dari 80% warga negaranya memeluk agama islam kok.

maka, sebagai pihak yang terkenal, islam pun menjadi sorotan. dan saya jadi termasuk orang yang nyorot-nyorot itu. sekali lagi ya, gimana enggak nyorot, lha wong hampir semua orang di sekitar saya tuh islam. tiap hari saya juga menghadapi ritual-ritual islam. panggilan doanya aja saya denger sahut-sahutan dari masjid lima kali sehari. bahkan saya tu sampe hafal salam-salamnya dan beberapa potong doanya, saking seringnya saya denger di kehidupan sehari-hari. bahkan salah satu sumber hukum di negara saya endonesa tercinta ini dalah hukum islam, sodara-sodara! sungguh, islam sangat mempengaruhi hidup saya.


saking dekatnya hubungan personal saya dan islam ini, wajar lah ya, kalo kadang-kadang saya juga ngasih hasil refleksi, pendapat, komentar atau sedikit masukan tentangnya. namanya juga in relationship. hahahaa


kadang ada yg panas kalo saya cuap2 soal islam, lisan maupun tulisan. sebenernya gak perlu gitu lah. biasa aja.

kan bakal jadi aneh, ya, kalo orang bisa menerima ketika islam menjadi bagian penting dalam hidup saya (dengan segala ritualnya, dsb, dsb); tapi jadi berang atau tidak ingin saya "menjadi bagian dari islam" melalui bergaia tulisan, refleksi, pendapat, dsb, dsb.

*seperti pasangan yang lagi in relationship lainnya, hubungan yang 'tidak saling' itu tidaklah sehat, sodara.*


yaa, jadi demikianlah, sodara-sodara, pak, bu.


namanya juga resiko jadi terkenal. :p


oya,
sebenarnya saya cuap-cuap tentang banyak hal juga kok, dan saya tulis sebagian dari cuapan2 itu di fesbuk ini. termasuk tentang katolik yang kebetulan adalah agama saya, serta hal-hal lainnya. topik2 itu bahkan lebih banyak dari cuapan2 yang isinya senggol2 islam.


tapi saya berani taruhan, paling banter anda cuman ngelirik doang. udah. enggak ada minat untuk ngelanjutin bacanya ato ngasih komen. (kecuali kalo anda adalah orang yang terpaksa baca n komen karena saya tag)
kenapa? karena topiknya enggak terkenal, gak ngefek ato gak ada hubungannya ke hidup anda! enggak penting banget buat anda untuk tahu soal itu. ya to?



dan kayaknya,,
sebagian besar dari anda baca catatan ini juga karena ada kata 'islam' yang saya tulis pake huruf kapital di judulnya.




demikianlah sodara-sodara...

terima kasih sudah mampir n baca.
semoga gak nabok saya kalo ketemu nanti.



*dan ngengat2 pun terbang mendekati api yang terang dan hangat....* 


::che::

Senin, 15 Agustus 2011

Hari-Hari di Pancake’s Company [1]: Puasa dan Piring-Piring Berisi


Hari ini adalah puasa keempat belas di bulan Ramadhan, dan hari keempat puluh empat saya di Pancake’s Company. Seperti biasa, hari-hari di sini selalu menyenangkan. Omset agak menurun, dan kami jadi sedikit berleha-leha di jam kerja, tapi tetap ceria. Haha :D

Satu lagi yang tak berubah di bulan Ramadhan ini: tumpukan piring berisi sisa makanan. Yap, sekitar sepertiga dari piring-piring yang kembali ke dapur masih berisi pancake, waffle, spaghetti, atau makanan lainnya. Kadang juga berisi tumpukan keju yang telah disisihkan, atau buah-buahan sisa dari pancake fruity ice cream.
Fiuuuhhh…

Bulan ini bulan puasa. Setahu saya, puasa itu latihan menahan diri dari berbagai nafsu. Nafu makan, nafsu minum, nafsu marah, nafsu ini-itu-ini-itu. Puasa adalah latihan berempati pada orang lain, terutama kaum miskin dan papa. Orang yang berpuasa, dalam hal ini Muslim, mau tidak mau jadi lapar dan haus karena tidak makan dan minum selama sekitar 13,5 jam. Mereka dilatih untuk tahu bagaimana rasanya tidak bisa makan, seperti yang dirasakan orang fakir.

Namun sepertinya puasa berakhir sebagai ritual tahunan biasa yang kehilangan makna. Setidaknya itulah kesimpulan yang saya ambil dari piring-piring berisi sisa makanan itu. Puasa, ternyata tak membuat yang berpuasa lebih menghargai apa yang bisa ia makan. Puasa, ternyata tak sanggup mengingatkan mereka pada pengemis, pemulung, pak becak, orang gila, juga pengamen yang berseliweran di depan Pancake’s Company atau di perempatan-perempatan yang mereka lalui. Puasa, ternyata tak membuat mereka sadar bahwa saat ini krisis makanan besar terjadi di dunia dan membuat orang-orang di Somalia, Kenya, Namibia mati kelaparan.

Dan saya pun membuang sisa spaghetti ke plastik sampah.

Srek, srek, srek…


::che::

Sabtu, 30 Juli 2011

make up, please!


"Aku benci make uuuuuppppp.."

SMS itu baru saja dikirim sahabat baik saya, tepat beberapa jam sebelum wisuda sarjana-nya.

Lalu saya tidak bisa berhenti tertawa.
[maaf, sayang, aku tak bermaksud bersenang-senang di atas penderitaanmu :p]

lucu, sih!

beberapa hari dianggap sangat spesial bagi orang indonesia, dan dirayakan besar-besaran. salah satunya wisuda.
dan, justru di hari yang penting itu, orang -terutama perempuan!- seperti dituntut untuk tidak menjadi dirinya sendiri. menggunakan make up yang tebal, sekalipun si empunya hari-H tak menyukainya.
untuk difoto dan dikenang, katanya
hahahahaa...



aku jadi ingat di buku tahunan (year book) jaman SMA, yang dikenal juga sebagai buku kenangan.
beberapa teman berfoto dengan make up cukup tebal, alis dicukur, rambut diulik, dan sebagainya,
dan percayalah,
empat tahun setelah kelulusan,
saya sulit mengenali foto-foto itu.



hahahahaaaa....


for Meer:
sabar, ya, cintaaa... :D

::che::

Kamis, 28 Juli 2011

[ ]


akhir-akhir ini saya merasa rindu.

pada langit merah di kaki mahameru.
pada tusukan-tusukan rumput di bawah cemara angin.
pada pasir tempat kaki menjejak menahan angin.

pada tawa-tawa lepas di atas motor smash biru.
pada teriakan norak anak-anak kecil berseragam coklat.

pada kamu, kamu, kamu, dan kamu.

pada hasrat untuk tertawa, bercerita.

kerinduan mencari dan menemukan.





::che::

[no title]




Apakah kau percaya pada hantu?


Aku tidak tahu. Tapi kadang aku merasa, ada kehidupan lain di sisiku. Entah apa namanya. Mungkin hantu. Mungkin jiwa-jiwa tanpa raga. Mungkin, angin yang sedang menyapa.

::che::

Rabu, 27 Juli 2011

Childhood


*a song by Michael Jackson*

If you really want to know about me, there is a song I wrote,
which is the most honest song I've ever written.
It's the most autobiographical song I've ever written. They should listen to it. That's the one they really should listen to.
It's called Childhood.
[Michael Jackson]


Have you seen my childhood?
I'm searching for that I come from.
'Cause I've been looking around in the lost and found of my heart.

No one understands me.
They view it as such strange eccentricities,
'cause I love such elementary things.
It's been my fate to compensate,
for the childhood I've never known.

Have you seen my childhood?
I'm searching for that wonder in my youth
like pirates in adventurous dreams of conquest and kings on the throne.


Before you judge me,
try hard to love me.
Look within your heart then ask,
Have you seen my childhood?


People say I'm strange that way,
'cause I love such elementary things.
It's been my fate to compensate,
for the childhood I've never known...


Have you seen my childhood?
I'm searching for that wonder in my youth.
Like fantastical stories to share,
The dreams I would dare,
Watch me fly...


Before you judge me,
try hard to love me.
The painful youth I've had.

Have you seen my childhood?


::che::

Selasa, 21 Juni 2011

Oh tuhan, apakah kau sekejam itu?


Satu sore, teman kos mebakar setumpuk kertas di halaman kos.
              "wuahhh, panasnya! mulai sekarang harus berbuat baik terus, nih. Bakar kertas aja panasnya kayak gini, apalagi neraka. ampun dahhh..."

***
saya mendapat gambaran bahwa neraka itu panas dan kejam pertama kali dari buku komik stensilan kecil seharga seratus rupiah. saya kelas dua SD waktu itu. buku itu banyak dijual para pedagang mainan depan SD (hampir semua SD, kayaknya!).
ada gambar orang berteriak-teriak kesakitan dan dicambuki dalam api neraka. ada gambar orang yang lidahnya dipotong karena banyak berbohong. ada yang tangannya disetrika karena suka mencuri. perempuan2 yang dikuliti kepalanya, laki-laki yang dipotong penisnya, dan lain-lain, dan lain-lain. sungguh mengerikan. bahkan saya masih menggigil ketika mengingat gambar-gambar itu.


sekarang saya berpikir, neraka benar seperti itu? kalau memang benar, betapa kejamnya tuhan!
bagaimana tidak? hukuman itu abadi. sekali masuk neraka, kita akan mendapat siksaan itu selama-lamanya. emangnya yang kita lakukan sebanding dengan 'hukuman' itu???

buset dah..

tapi saya yakin,
kalau neraka memang seperti itu,
martin luther, bunda teresa, gandhi, dan segepok pejuang kemanusiaan lainnya pasti sudah melakukan aksi protes besar-besaran di alam baka sana. hahahaaa




::che::

Rabu, 08 Juni 2011

Urip Iki Mung Mampir Ngombe

Berita duka datang minggu lalu. Salah satu rekan saya, sesama Action Partner OIYP (dari Papua Nugini) meninggal, karena HIV/AIDS.

Usianya baru 24 tahun.
Sungguh masih muda.

Di PNG (Papua New Guinea), ia bergabung dgn sebuah komunitas yang menyediakan rumah tinggal dan konseling bagi para ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), terutama yg ditinggalkan keluarganya.
Ia sendiri positif HIV/AIDS, dan melalui komunitasnya ia berbagi rasa, pengalaman, dan dukungan dengan ODHA lainnya.


Sungguh sangat muda, ia. Dan sangat berharga hidupnya.

Beruntunglah,
ia tak menunggu lulus kuliah -apalagi bekerja dan lalu kaya- untuk melakukan sesuatu yg jadi panggilan nuraninya. :)


Gesa,
Gesa.
Terima kasih.
Kamu menyadarkanku.
Hidup (ternyata) memang terlalu singkat. Untuk menunda, apalagi untuk lari dan mengingkari nurani.

Kita sungguh tak tahu apa yang akan terjadi besok, besok, dan besok...


RIP:
Gesa Yanoda

::che::

Kamis, 26 Mei 2011

Jejak Kelinci [1]: Ara dan Waki

Pagi ini, saya putuskan untuk membeli dua ekor kelinci.

Sudah setengah tahun aku ingin punya hewan peliharaan. Mengapa? Untuk teman curhat. Juga untuk belajar mengasihi dan merawat. Kata beberapa temanku, termasuk Nissa, memelihara hewan juga bisa membantu kita belajar berkomunikasi. Memahami bahasa hewan jelas tidak mudah, bukan? Kita tidak bicara dalam bahasa yang sama! Di situlah empati dan kepekaan kita dibutuhkan. Mampukah kita merasakan lapar mereka? Ceria mereka? Sakit mereka?
Tak kalah penting, memelihara hewan menuntut kita bertanggung jawab. Mereka makhluk hidup. Mati jika tak diberi makan, atau tidak dirawat dengan baik. Jika bertanggung jawab atas nyawa hewan saja kita tak bisa, bagaimana mungkin bertanggung jawab atas hal lain, terlebih nyawa/nasib sesama manusia?

Demikianlah.
Maka saya membeli dua kelinci. Masih bayi, usia 2 dan 3 bulan.
Ara, Waki, ayo kita hidup bersama. Hahaha...
*aihh.. Manisnya merekaaa... >.<

::che::

Kamis, 28 April 2011

Atas Nama Persahabatan

Masih rindu kehadiranmu, tubuh maupun jiwa.
Bukan karena prestise atau rutinitas belaka, melainkan mimpi dan janji bersama,
yang pernah kita gelar di meja.
Kalau memang memilih jalan berbeda, katakan.
Karena dalam bisumu aku menunggu,
atas nama persahabatan.
Kau bisa membunuhku demi sakit menunggu,
atas nama persahabatan.


28april2011,
o1.32

*Kita sama-sama bersayap. Aku tak ingin sayapku membusuk dalam janjimu,
sementara kau telah sibuk mencari madu,
atas nama persahabatan.



::che::

Senin, 25 April 2011

FAKE!!


baiklah! saya mengaku!! sejak lulus SMA, saya hampir tak pernah lagi membaca. apapun! kecuali komik detektif konan, shanaou yoshitsune, hai miiko, dan kungfu boy. selebihnya? mati. dua tahun saya berlangganan koran, yang rutin saya baca. kemudian? menguap begitu saya. genap satu tahun saya tak lagi membaca koran. buku? haha. lemari buku saya yang penuh itu hanya tipuan. setengahnya buku lama, setengah lagi onggokan buku baru yang bahkan daftar isinya saja tak saya tengok.


saya tenggelam dalam masa lalu; terus-terusan mengingat dan mengidentifikasi diri sendiri sebagai kutu buku. oh my...! itu sungguh masa lalu! penghargaan sebagai siswa paling rajin membaca dan meminjam buku itu benar2 masa lalu! ema yang banyak tahu ini itu karena buku pun masa lalu! dan saya masih hidup dalam kenangan itu. haloooo!!! what the hell are you thinking about, ema???


sejujurnya saya sadar tentang hal itu. otak saya tahu betul bahwa modal berpikir saya hanya televisi, film, facebook, google dan segala informasinya, sedikit catatan teman, dan sedikit diskusi di sana sini. tapi saya menyangkalnya!!!



tadi malam, saya menyadari bahwa saya tak bisa lari lagi. dua-tiga kalimat sederhana dari dosen membuat saya tak berkutik. "saran saya, konteks dan perspektif hukumnya kelihatannya kurang kamu elaborasi. model dan cara penelitianmu apakah menggunakan deduksi atau induksi?sebaiknya kamu tekankan aplikasinya. secara umum, substansinya oke dan kontekstual."


JEDHEERRR!!!!
konteks dan perspektif hukum? seperti apa itu? bagaimana mengelaborasinya? deduksi? induksi? apa itu? seperti apa bentuknya? apa yang harus saya lakukan sekarang?


kepala saya berpikir keras, berusaha memahami tulisan itu. kesulitan sekali, saya mendiskusikannya dengan seorang teman.
"nurul, penelitian deduktif dan induktif itu apa? bagaimana bentuknya? saya tidak paham sama sekali..."
Nurul menjelaskan, dan otak saya masih saja kesulitan.
sampai akhirnya nurul berkata,


"sepertinya kamu kurang membaca, ema."


di situ pertahanan saya runtuh. segala kepalsuan yang saya bangun untuk diri saya sendiri, terbongkar sudah. saya seperti menatap cermin yang memantulkan diri saya seutuhnya, sesuatu yang selama ini saya hindari mati-matian.


apa lagi yang mau saya katakan? apa lagi yang mau saya palsukan? apa lagi yang mau saya hindari? semua sudah nyata. memahami dua kalimat sederhana saja saya tak bisa...




saya malu, sangat malu. pada diri saya sendiri....





T________T'


::che::