twitter
    Celebrating the T in LGBT

Sabtu, 02 Januari 2010

Aku tetap tidak percaya.

09 Oktober 2009 jam 2:24

Aku, sampai saat ini, tetap tidak percaya bahwa bencana terjadi karena Tuhan ingin menghukum.


'karena pejabat2 Indonesia terlalu besar kesalahan2nya, Tuhan memperingatkan mereka'.
Tuhan yg kuyakini bukan tukang jagal, hingga menyengsarakan rakyat yg sudah sengsara.
Tuhan yg kuyakini tidak katarak, sehingga salah sasaran. Yg salah siapa, yg dihukum siapa.

'Tuhan menegur kita utk tidak berbuat dosa terus'.
Tuhan yg kuyakini bukan mahasiswa penganut SKS (Sistim kebut semalam). Ia menegurku tiap hari, dengan hal-hal kecil. Kadang aku aja yg bloon, gak merasa.



'Ini karena Indonesia telah jd negara neolib -blablabla-, mengikuti keturunan firaun -bla bla bla'.

Sudahlah. Itu tidak membantu. Korban lapar. Korban kedinginan. Korban trauma. Korban tak punya desa. Korban gila ditinggal mati keluarga. Korban butuh baju. Korban butuh softek. Korban butuh susu. Korban butuh dukunganku, mu.

Ini resiko hidup bersama. Manusia-bumi-semesta. Tuhan bs membiarkan bumi lbh luluh lantak seketika krn relasi manusia-bumi ancur. Toh dia ttp ngirim 'agen' utk mmperbaiki relasi itu, to?! Ada2 aja. Semua2 kok mengesankan Tuhan tu kejem banget. Gak mau usaha sih. Cari kambing hitam mlulu. Moga2 kotbah misa bsok gak gt jg. Bah.

Ahh. Dah ah!
*brasa tolol*

Skali lagi, Sudahlah. Itu tidak membantu. Korban lapar. Korban kedinginan. Korban trauma. Korban tak punya desa. Korban gila ditinggal mati keluarga. Korban butuh baju. Korban butuh softek. Korban butuh susu. Korban butuh dukunganku, mu.

Ayo.

::che::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What's on your mind? Let me know! :))