twitter
    Celebrating the T in LGBT

Senin, 04 Januari 2010

Keperempuanan Maria!

Saya baru melihat patung terindah.




***
Jalan Nalib Natal.
Mulanya saya melengos saat membaca bagian akhir susunan acara. Pemberkatan patung Maria. Ah, paling patungnya gitu-gitu aja. Lokasi acara saat itu sangat gelap. Lampu hanya dinyalakan untuk keperluan pertunjukan. Patung Maria itu sendiri sengaja disetting untuk tidak terlihat hingga saatnya tiba.


Di akhir acara, saya duduk ngelesot di belakang kerumunan. Saya malas melihat patungnya. Saat menguap, tak sengaja mata saya menatap layar LCD. Saya melongo. Patung itu,
jauh dari bayangan saya...




Itu bukan patung maria yang kurus-berkerudung.
Bukan Maria yang menatap malu-malu ke bawah, atau kadang melirik ke depan, dengan rosario di tangan.
Bukan juga Maria yang menggendong bayi Yesus.
Atau Maria yang sedang bersama Yusuf.








Maria ini,


sendiri.
Ia tetap berkudung.
Tapi tidak kurus kering.
Ia...
perempuan...




Perutnya besar...
Dadanya sangat penuh,
bentuknya tak disembunyikan seperti patung lainnya.
Badannya pun lebih berisi, tidak kurus kering.


Tangannya,,,


tangannya sedang mengelus perutnya.
Ia sedang hamil, rupanya!
Matanya bukan mata malu-malu.
Mata tajam dan penuh kebanggaan.
Mata itu sedang menatap perutnya, dengan senyum di bibirnya!


Oh! apakah yang sedang ia rasakan?
Apakah ia sedang menikmati tendangan bayinya?
Atau sedang menikmati kebersamaan mereka?
jangan-jangan ia sedang mengagumi tubuhnya yang indah?


Patung ini luar biasa.


Maria ini, bukan Maria yang terpaksa mengikuti kemauan publik.


Maria ini, bukan maria yang dituntut untuk tampil lemah lembut dan malu-malu.


Atau yang harus menutup tubuhnya, berkahnya, dengan berlapis-lapis kain.
Bukan pula Maria yang harus memamerkan anaknya.
Ia juga tak sibuk berpose dengan tangan diangkat, atau tampak berdoa dengan rosario, atau berpose bersama Yusuf sebagai keluarga Nazareth yang saleh.






maria ini adalah Maria.
maria yang memiliki,


menikmati dirinya sendiri.


yang sedang tidak disibukkan oleh urusan artifisial.


Maria ini adalah maria yang otonom.




Maria ini sangat menikmati keperempuanannya...






maria,


Semoga maria-mu hadir di mana-mana.




malam ini aku mensyukuri keperempuananmu,
nama kita,
keperempuanan kita.




2 januari 2010,
10.34


::che::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What's on your mind? Let me know! :))