twitter
    Celebrating the T in LGBT

Minggu, 19 Mei 2013

Giving Up

What would you say if your friend want to give up on something? Or, ummm, let's say...his job.

Well, I wouldn't say a thing.

Your motivation in doing the job, the risk you take, I may know but won't understand.
No one could understand but you.

After all, it's you who have to take the risk, not me nor anyone else.

The only thing I might do is to help you finding the options, and let you choose by yourself..

Be bold, mate. Be bold to protect yourself and whom you love.

Senin, 06 Mei 2013

Quote of The Day_2


“I cannot trust a man to control others who cannot control himself.”
― Robert E. Lee






-ema

Jumat, 03 Mei 2013

Kenyang Lezat di Sendowo

Sup buah, lotek, gado-gado, dan bakso belakang bank mandiri. Mahasiswa UGM mana yg tidak mengenal salah satu tempat makan favorit ini? Tapi itu dulu...waktu UGM masih pro rakyat kecil dan tidak menggusur pedagang kaki lima dengan seenak jidat tanpa memberi solusi baik terkait kepindahan lokasi, ganti rugi, dsb.

Kembali ke topik semula. Warung itu pun raib. Sebagai pelanggan setia saya patah hati. Sempat mendengar kabar lokasi warung yang baru, tapi tiap dicari kok tidak ketemu. 2011, saya iseng bersama Mumu naik motor keliling daerah Pendowo. Tanpa tujuan, pengen aja lihat-lihat perkampungwn, keluar masuk gang. Dan entah bagaimana ceritanya, saya melihat ibu dan bapak pemilik warung raib itu. Hahahahaaaa...

Well, saat itu kondisi warungnya lumayan mengenaskan. Hanya berupa bilik kecil berdinding anyaman bambu di ketiga sisinya. Gedheg (anyaman bambu)-nya pun sudah jelek rupanya. Tapiiiiii....rasa masakan mereka tetep enaaaakkkkk.... Bahkan makin enak!! Hakhakhakk...

Ceritanya, Bapak pemilik warung ini dulu juru masak di beberapa restoran di Jakarta. Terus mulai tahun 1977 kalo nggak salah, dia memutuskan untuk kembali ke jogja bersama istrinya dan membuka warung sendiri. Yang mereka jual adalah bakso, gado2, lotek, dan sup buah. Semuanya buatan mereka sendiri, bahkan hingga pangsit, bakso goreng, dan pentol baksonya. Kalau kamu datang sendiri ke sini, kamu pasti bisa dengan mudah merasakan segarnya bakso buatan mereka. Sungguh berbeda dengan warung bakso kebanyakan yang baksonya sudah disimpan berhari2 dan kebanyakan borax. Bakso Pak Jumadi, nama pemilik warung ini, hampir tidak kenyal sama sekali. Tapi di setiap gigitan kamu pasti bisa merasakan daging gilingnya. Nyammmmm....

Begitu juga lotek dan gado2nya. Aaaaawwwwwww..... Enaaakkkkk.... It's quite difficult for me to explain. Harus nyobain sendiri!

Ternyata, sepanjang 2008-2010, setelah kasus penggusuran itu, mereka selalu berpindah tempat. Baru kali ini mereka bisa menetap. Awalnya sepi, tapi kini sudah ramai pengunjung lagi. :)) well, bagaimana pun, lidah memang nggak bisa bohong, ya!

Nanti kalau sudah online lewat PC, saya kasih denah menuju warung ini deh :))