twitter
    Celebrating the T in LGBT

Kamis, 29 September 2011


Tadi saya mencari bahan untuk menulis tentang tawuran pelajar di Yogyakarta. Pencarian membawa saya pada halaman facebook salah satu korbannya.

***

Teofilus Uky Caesar Kusuma. Lahir tahun 1991. Dua tahun lebih muda dari saya.
Gitaris. Fotografer. Nampak enerjik. Dalam foto-fotonya, ia selalu tersenyum. Kadang juga mendongak pongah, khas anak SMA. :)


Senin, 26 September 2011

Astaga! Naifnya saya!

Saya terlalu naif kali ya?
Kalau punya info & kesempatan selalu bagi-bagi, dengan pemikiran bahwa semua orang melakukan hal yg sama.

Ternyata tidak... Huahahahaa...
Saya jd kayak orang bego yg gak tau apa2 :P



::che::

Hidup Berawal dari Mimpi

*Bondan Prakoso & Fade to Black

Yo' kujelang matahari dengan segelas teh panas
Di pagi ini ku bebas, karna nggak ada kelas
Di ruang mata ini kamar ini srasa luas
Letih dan lelah juga, lambat lambat terkuras

Teh sudah habis, kerongkongan ku pun puas
Mulai ku tulis semua kehidupan di kertas
Hari hari yang keras, kisah cinta yang pedas
Perasaan yang was was, dan gerakku yang terbatas

Tinta yang keluar dari dalam pena
Berirama dengan apa yang kurasa
Dalam hati ini ingin kuubah semua
Kehidupan monoton penuh luka putus asa

Chorus:
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Yo' yo' dunia memang tak selebar daun kelor
Akal dan pikiran ku pun tak selamanya kotor
Membuka mata hati demi sebuah cita-cita
Mlangkah pasti, pena dan tinta berbicara

Tetapkan pilihan tuk satu kemungkinan
Sbagai bintang hiburan, dan terus melayang
Tak heran ragaku, terbalut lebel mewah
Cerminan seorang raja dalam crita Cinderella

Ini bukan mimpi atau halusinasi
Sebuah anugerah yang akan ku nikmati nanti
Hasil kerja keras ku terbayarkan lunas.. tuntas..
Melakoni jati diri sampe puas

Chorus:
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Akh.. jack.. one two yo'
Jalan sedikit tersungkur terjungkir terbalik
Mlangkah menuju titik, lakukan yang terbaik
Ku ketatkan tekad dan niat agar melesat
Sperti rudal squad, mimpiku kan kudapat

Mencari tepuk tangan atas karya keringatku
Bukan satu yang ingin aku tuju
Naik ke'atas pentas, agar orang puas
Dapat applause, cek atau pun uang kertas

Yo' cari sensasi ataupun kontroversi "uh-oh"
Bukan caraku agar hidupku rekonstruksi
Dari mimpi semua hal dapat terjadi
Maka lemparkan sayap dan terbanglah yang tinggi

Chorus:
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Agar semua terjadi, hingga kelak kau mati..
Agar semua terjadi, hingga kelak kau mati..

::che::

Mahathir Mohamad

Satu hal yang saya ingat betul dari Mahathir Mohamad adalah kritikan-kritikan pedasnya terhadap tindakan Israel dan negara2 adidaya yang membiarkan tindakan itu.
Satu kali, Mahathir mendapat kecaman keras dari banyak negara karena pidatonya di konferensi negara2 Islam (OKI) . ini adalah potongan pidato yang melahirkan banyak kecaman itu:

"We [Muslims] are actually very strong, 1.3 billion people cannot be simply wiped out. The Nazis killed 6 million Jews out of 12 million [during the Holocaust]. But today the Jews rule the world by proxy. They get others to fight and die for them."

Kecaman muncul karena Mahahir dianggap mengancam perdamaian dunia, menyebarkan kebencian, menyebarkan kesalahpahaman, ofensif, dan tidak sesuai dengan nilai-nilai toleransi dan prinsip dialog. Berikutnya, mahathir bahkan dicap Anti-Semit.

[dari wikipedia: Antisemitism (also spelled anti-semitism or anti-Semitism) is "hatred toward Jews—individually and as a group—that can be attributed to the Jewish religion and/or ethnicity."[1] In its extreme form, it "attributes to the Jews an exceptional position among all other civilizations, defames them as an inferior group and denies their being part of the nation[s]" in which they reside.[2] A person who holds such views is called an "antisemite". Antisemitism may be manifested in many ways, ranging from individual expressions of hatred and discrimination against individual Jews to organized violent attacks by mobs, or even state police, or military attacks on entire Jewish communities. Extreme instances of persecution include the First Crusade of 1096, the expulsion from England in 1290, the Spanish Inquisition, the expulsion from Spain in 1492, the expulsion from Portugal in 1497, various pogroms, the Dreyfus Affair, and the Holocaust by Nazi Germany.]


Menanggapi kecaman2 itu, Mahathir tidak mengeluarkan reaksi yang (saya sebut) keras). Ia tetap tenang, tidak ada kemarahan atau kecaman balik. Jawaban Mahathir terhadap polemik ini simpel saja menurut saya, tapi sangat 'jlebb' dan masuk pada akar masalahnya.
"They feel that while it is proper to criticise Moslems and Arabs, it is not proper to criticize Europeans or Jews."
Ya, sudah menjadi rahasia umum bahwa Islam banyak mendapat kecaman, kutukan, penghinaan, dan cap teroris. Apa reaksi negara2 adidaya? Nol. Diam. Bahkan ikut dalam golongan pengutuk itu.
Namun, mengapa mereka begitu panas ketika ada orang yang mengkritik Yahudi?


Saya menerima masukan dan kritik orang pada Muslim ketika Muslim melakukan kesalahan. Namun ketika saya memberikan kritik dan masukan bagi para Yahudi yang melakukan kesalahan, mengapa saya langsung disebut sebagai penyebar kebencian dan Anti Semit? Apakah Yahudi tidak boleh dikritik, meski mereka memang melakukan kesalahan?
-Mahathir Mohamad


*Membaca, menonton, dan menyelami sepak terjang Mahathir mohamad memotivasi saya untuk melihat sesuatu secara obyektif, juga  untuk menanggapi sesuatu dilandaskan pada akal sehat, bukan kemarahan dan kebencian semata...

::che::

Jumat, 23 September 2011

Kerupuk Umbel


Rasa lapar dan ingin ngemil malam ini membawa saya pada kenangan belasan tahun silam.
***

Sekolah Dasar saya termasuk SD terkenal di Kota Malang. Eits, jangan bayangkan piala dulu! Di Malang, nampaknya cukup lumrah jika sebuah sekolah jadi terkenal karena jajanan (kuliner) di sekitarnya. Misalnya, SMA Dempo alias St. Albertus terkenal dengan Bakso Dempo, Pangsit Dempo, dan Es Teler Dempo yang terletak di belakang bangunannya; SDN Rampal dengan mi pangsitnya yang enak dan murah (cuma 2000 rupiah!); atau SMP Santa Maria II dikenal karena letaknya dekat Pulosari, salah satu area jajanan jagung dan roti bakar. Di kompleks perumahan saya (yang luasnya kira2 sepuluh kali luas kompleks UGM) bahkan sering ada percakapan macam ini:
   "Mau ke mana?"
   "STM Telkom!"
   "Cari cilok ya?"
   "He'eh."
Hahaha...

Kalau SD saya, sepertinya terkenal karena para penjual jajanan di halaman depannya. Gado-gado, mi pangsit, cilok (CILOK!!!), es degan, makaroni, dan sebagainya dan sebagainya. Separuh, bahkan mungkin lebih, dari pembeli merupakan tante-tante atau om-om yang mengantar-jemput anak mereka, peagawai-pegawai kantoran, dan anak-anak dari sekolah lain. Hal ini masih saya temui hingga sekarang. Bahkan saya makin sering melihat anak-anak dari SMA saya -Dempo- yang jajan di sana, padahal jarak sekolahnya sekitar 3 kilometer.


Sayang seribu sayang, ada jajanan yang tak lagi saya temui di sana. Sudah lama sebenarnya, sejak saya masih SMA. Dulu jajanan ini juga sangat terkenal. Bapak penjualnya bahkan meneruskan bisnis ini dari ayahnya, yang artinya jajanan ini sudah eksis di sana sebelum saya lahir!
Kami menyebutnya kerupuk umbel. Ya, umbel alias ingus, lendir yang keluar dari hidung itu. Jangan khawatir, Krupuk ini tidak terbuat dari umbel, kok. Kerupuknya adalah kerupuk pasir. Itu lho, kerupuk yang digoreng menggunakan pasir, bukan minyak. Dan "umbel"-nya adalah saus yang terbuat dari petis dan kanji yang dimasak dan berubah wujud menjadi cairan kental berwarna bening kecoklatan seperti umbel.
Si Bapak kerupuk umbel biasanya datang membawa dua plastik besar penuh kerupuk menggunakan sepeda kayuhnya. Sungguh, masing-masing plastik itu tingginya jauh melebihi kepala si bapak. Ia harus berjinjit untuk mengambil kerupuk-kerupuk pertamanya. Hebatnya, kerupuk hampir pasti habis terjual setiap hari. Jangn coba mencari beliau di atas jam setengah tiga sore jika kau tak ingin sakit hati karena sudah kehabisan (atau kalau lebih sial lagi, si bapak malah sudah pulang).

Namanya memang aneh dan menjijikkan. Tapi bagi anak SD, kerupuk umbel itu luar biasa enaknya. Apalagi jika dimakan dengan saus yang pedas (dicampur cabe). Murah, pula! SD kelas 1, saya akan mendapat satu contong krupuk untuk seratus rupiah, atau satu kresek kecil kerupuk hanya dengan tiga ratus rupiah. Harga terus naik, hingga menjadi seribu rupiah untuk satu kresek saat saya kelas tiga SMP. Tetap murah, bukan? Meski murah, pasukan kerupuk itu berhasil memberi motor pada si bapak, lho.:D


Saya sudah berseragam putih-abu ketika tiba-tiba si bapak tak lagi membawa dua plastik kerupuk umbel di motornya, melainkan satu kotak besar yang penuh cilok.
   "Lho, Pak, krupuknya mana??"
   "Lhooo, sudah nggak jualan krupuk saya, Mbak! Banting stir. Sekarang jualan cilok aja."
   "Kenapa, Pak???"
   "Lha kerupukE sudah nggak laku e mbak, kalah sama cilok sama makroni. Hehehee..."
Saya cuma bisa garuk-garuk kepala. Gemas, jengkel, sedih.

Dulu, saya sedihnya karena tidak bisa makan kerepuk umbel SD Cor Jesu lagi. Tapi sekarang sedihnya berbeda. Makin sedih. Karena kerupuk umbelnya kalah oleh makaroni!

Kau tahu makaroni, kan? Bahan pasta yang biasanya jadi campuran sup. Bentuknya macam.macam, kebanyakan spiral atau tabung yang berlubang di tengahnya. jajanan "makaroni" yang dimaksud di atas adalah makaroni yang dijemur dan digoreng untuk kemudian dibumbui dengan royco dan bubuk cabe, dijual dalam plastik-plastik kecil berbagai ukuran. Harganya dulu seratus hingga lima ratus, sekarang lima ratus hingga dua ribu lima ratus.

Tragisnya, makaroni adalah makan yang tidak bisa diproduksi secara mandiri di Indonesia. Mengapa? Karena berbahan baku gandum yang jelas-jelas tidak diproduksi oleh Indonesia. Hingga 2010, seluruh kebutuhan gandum di Indonesia masih diimpor dari negara lain. Sementara kerupuk, ia terbuat dari tapioka. tapioka itu terbuat dari ketela pohon alias singkong alias pohong yang tumbuh subur di tanah kita dan ada di mana-mana. Jadi, produk lokal kita kalah oleh barang impor!

Mengapa? Mengapa? Mengapa kerupuk harus kalah oleh makaroni? Huhuu....

Sampai jumpa, kerupuk umbel... aku akan selalu mengenangmu...


*tragisnya, saya juga doyan sekali sama makaroni
*Semoga Indonesia bisa segera menemukan bahan pengganti gandum... Semoga satu hari nanti makaroni, Indomie dan tepung terigu bisa dibuat dari bahan pangan yang ditanam di Indonesia... T____T


::che::