Yayy! So here we are. Coba katakan pada saya, apa yang pertama kali kamu pikirkan ketika membaca ini?
....
fufufufufuuu... menarik sekali kalau bisa mendengar langsung pendapat teman2. Sayangnya ini bukan chatting, jadi sementara ini saya ngoceh sendiri ya! :p
Pertama kali melihatnya, saya langsung kepikiran diri saya sendiri, lho. Narsis? Mungkin. :p
Hahahaa.. Oke, mari kita komentari bersama.
Pertama-tama, saya ingin meniadakan dulu kalimat terakhir di poster itu: MAN can't live without woMAN. Hapus dulu, Saya mau fokus pada kalimat pertamanya.
There is MALE (maskulin) inside feMALE (feminin), MR (tuan) in every MRs (nyonya); HE (laki-laki/maskulin) in each sHE (perempuan/feminin).
Yang pertama terbaca: Setiap perempuan memiliki sifat maskulin. Hello, world, orang bodoh mana yang mau mengingkari fakta ini? Sefeminin-femininnya seorang perempuan, pasti punya sifat maskulin. Ambil satu contoh: berani. Setiap perempuan paling tidak pasti berani mengambil keputusan bagi dirinya sendiri. Simpel deh: berani memilih pembalut apa yang akan ia pakai, atau shampo apa, sabun apa, sikat gigi yang bagaimana. Masa sih hal sesepele ini masih ditentukan orang lain? Hohohoo...
Kedua, laki-laki ternyata "diambil" dari perempuan (cermati lagi kalimat posternya). Hal ini berlawanan dengan doktrin agama-agama langit (Islam, Protestan, Katolik, Yahudi, dll) yang menyatakan bahwa perempuan "diambil" dari (tulang rusuk) laki-laki. Jika menggunakan sudut pandang ini, maka bisalah kita berpikiran bahwa laki-laki pun pasti membawa sifat-sifat feminin yang menjadi asal-muasalnya.
Yang ketiga ini ngaco sekali: bahwa semua perempuan pada dasarnya adalah butch! Heheheee... Dalam terminologi LGBTQ, khususnya lesbian, Butch diartikan sebagai perempuan yang melakukan/memiliki peran-peran maskulin tradisional dalam heteronormativitas. Lihat deh, feMALE, woMAN, sHE, MRs. Kata bermakna maskulin/laki2 menguasai setiap kata bermakna feminin/perempuan. Cek lagi ya: feMALE (feMALE: 4 dari 6 huruf, woMAN: 3 dari 5 huruf, sHE: 2 dari 3 huruf, MRs: 2 dari 3 huruf). Nahhhh... Butch banget kan??? Huahahahahahahaaaaa
Begitulah. Ada teman yang berpendapat lain: bahwa perempuan ternyata hanya jadi pelengkap laki-laki, karena female adalah male + fe, woman adalah wo + man. Dengan sudut pandang ini, bisa disimpulkan bahwa perempuan tidak bisa berdiri mandiri tanpa laki-laki.
Counter saya bagi pendapat kawan ini adalah poin nomer dua di atas. Tapi saya setuju padanya, bahwa semua tergantung bagaimana kita memandangnya.
Dengan melihat sudut pandang saya di atas, kalau kalimat terakhir dalam poster itu dikembalikan: man cannot live without woman, maka kesimpulannya adalah laki-laki tidak bisa hidup tanpa memiliki sifat feminin, begitu juga dengan perempuan--tidak bisa berdiri tanpa memiliki sifat maskulin.
Hohohoo...
Rumit, tapi sangat menarik. Adakah anak sastra (semiotika) yang mau mengkaji ini lebih dalam? Mungkin hasilnya akan lebih seru daripada racauan iseng tengah malam ini. Kalau ada, saya tunggu betul hasilnya!
Oya, kalau teman2 punya pendapat soal poster ini, boleh lo ikut bersuara juga di sini :D
NB:
ini keterangan asli untuk gambar tsb. But trust me, it is soooooo boring:
People work together as all sorts of teams - they cooperate for the sake of games and sport; they unite to do a task too great for an individual, like building a house; they sort themselves out into managers and workers in order to create businesses and earn a living. But the most fundamental team of all, and the one which is the most important, is that of a man and woman deciding to live together in one space as husband and wife.Boring, kan? :p
yang meracau:
-ema
Kalau dalam psikologi juga ada mbahas ini lho mbak. Menurut Jung, dalam tiap manusia itu ada animus dan anima. Sisi feminim dan maskulin manusia. Hehehe
BalasHapusweee, seruu. Mau dong tau lebih banyak soal ini dr sudut pandang psikologi. btw, apa kabar kamu? :D aku udah gak di Pancake's Company...
BalasHapus