twitter
    Celebrating the T in LGBT
Tampilkan postingan dengan label JanJi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label JanJi. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Juni 2012

Maaf, Timbuktu.

Kamu pernah dengar kata 'timbuktu'? Di mana kamu dengar kata itu? Kapan? Oh, waktu sedang bercanda dengan teman-teman, ya? Ya, ya, ya, Timbuktu itu suatu tempat di Afrika yang mungkin sangat terpencil dan terbelakang. Timbuktu, seperti juga Somalia dan Etiopia, adalah kata yang tepat untuk menunjukkan ketidakberadaban. Itu kesimpulan saya, sih, berdasarkan pengalaman bercanda dan ejek-ejekan dengan teman sehari-hari.

Sebelum April, saya tak tahu di mana itu Timbuktu. Tak peduli apakah ia benar ada, apakah ia negara atau provinsi atau kota atau kampung kecil. Bukan urusan saya. Saya cuma tahu bahwa itu tempat yang jauh dari peradaban manusia.

***

April, dosen PLKH Humaniter memberi kami tugas. Intinya, kami harus mengikuti perkembangan kondisi dan menganalisa sebuah konflik yang benar-benar sedang terjadi di sebuah negara bernama Mali.


Kamis, 28 April 2011

Atas Nama Persahabatan

Masih rindu kehadiranmu, tubuh maupun jiwa.
Bukan karena prestise atau rutinitas belaka, melainkan mimpi dan janji bersama,
yang pernah kita gelar di meja.
Kalau memang memilih jalan berbeda, katakan.
Karena dalam bisumu aku menunggu,
atas nama persahabatan.
Kau bisa membunuhku demi sakit menunggu,
atas nama persahabatan.


28april2011,
o1.32

*Kita sama-sama bersayap. Aku tak ingin sayapku membusuk dalam janjimu,
sementara kau telah sibuk mencari madu,
atas nama persahabatan.



::che::

Senin, 25 April 2011

FAKE!!


baiklah! saya mengaku!! sejak lulus SMA, saya hampir tak pernah lagi membaca. apapun! kecuali komik detektif konan, shanaou yoshitsune, hai miiko, dan kungfu boy. selebihnya? mati. dua tahun saya berlangganan koran, yang rutin saya baca. kemudian? menguap begitu saya. genap satu tahun saya tak lagi membaca koran. buku? haha. lemari buku saya yang penuh itu hanya tipuan. setengahnya buku lama, setengah lagi onggokan buku baru yang bahkan daftar isinya saja tak saya tengok.


saya tenggelam dalam masa lalu; terus-terusan mengingat dan mengidentifikasi diri sendiri sebagai kutu buku. oh my...! itu sungguh masa lalu! penghargaan sebagai siswa paling rajin membaca dan meminjam buku itu benar2 masa lalu! ema yang banyak tahu ini itu karena buku pun masa lalu! dan saya masih hidup dalam kenangan itu. haloooo!!! what the hell are you thinking about, ema???


sejujurnya saya sadar tentang hal itu. otak saya tahu betul bahwa modal berpikir saya hanya televisi, film, facebook, google dan segala informasinya, sedikit catatan teman, dan sedikit diskusi di sana sini. tapi saya menyangkalnya!!!



tadi malam, saya menyadari bahwa saya tak bisa lari lagi. dua-tiga kalimat sederhana dari dosen membuat saya tak berkutik. "saran saya, konteks dan perspektif hukumnya kelihatannya kurang kamu elaborasi. model dan cara penelitianmu apakah menggunakan deduksi atau induksi?sebaiknya kamu tekankan aplikasinya. secara umum, substansinya oke dan kontekstual."


JEDHEERRR!!!!
konteks dan perspektif hukum? seperti apa itu? bagaimana mengelaborasinya? deduksi? induksi? apa itu? seperti apa bentuknya? apa yang harus saya lakukan sekarang?


kepala saya berpikir keras, berusaha memahami tulisan itu. kesulitan sekali, saya mendiskusikannya dengan seorang teman.
"nurul, penelitian deduktif dan induktif itu apa? bagaimana bentuknya? saya tidak paham sama sekali..."
Nurul menjelaskan, dan otak saya masih saja kesulitan.
sampai akhirnya nurul berkata,


"sepertinya kamu kurang membaca, ema."


di situ pertahanan saya runtuh. segala kepalsuan yang saya bangun untuk diri saya sendiri, terbongkar sudah. saya seperti menatap cermin yang memantulkan diri saya seutuhnya, sesuatu yang selama ini saya hindari mati-matian.


apa lagi yang mau saya katakan? apa lagi yang mau saya palsukan? apa lagi yang mau saya hindari? semua sudah nyata. memahami dua kalimat sederhana saja saya tak bisa...




saya malu, sangat malu. pada diri saya sendiri....





T________T'


::che::

Minggu, 10 April 2011

Harapan

ada yang berhenti pada berharap dan menyandarkan harapannya pada orang lain.
ada yang maju dan terus bergerak untuk mewujudkan harapannya.

menjadi seperti apa itu pilihan.
apapun itu, jangan menyesal atau menyalahkan.

semangat. semangaaatttt!!!!!!!!!


::che::

Sabtu, 12 Maret 2011

that's what friend are for

jika ayahku hendak membunuh ayahmu, percayalah aku akan menggagalkannya.

jika keluargaku menghina keluargamu, percayalah aku yang akan membantah semuanya.

jika adikku berbicara buruk tentangmu, percayalah aku akan mengajaknya berkenalan denganmu.

jika kelompokku berperang dengan kelompokmu, percayalah aku tak akan ikut serta.

Karena kamu temanku. aku mengenalmu lebih dari apa yang mereka katakan tentangmu. aku mempercayaimu. aku mempercayai kata-kata dan senyummu. aku mempercayai uluran tanganmu. aku mempercayai air matamu. warna kulitmu tak bisa menghalangi pelukanku. bahasamu tak bisa menghalangi senyumku. agamamu tak bisa menghalangi jabatan tanganku. orientasi seksualmu tak bisa menghalangi doaku bagimu.





::che::

Selasa, 22 Februari 2011

Keluar Lingkaran

Saya tersenyum, atas keputusan di masa lalu. Tak menyesal memutuskan keluar dari lingkaran itu. :))
benar2 bukan tempat saya..

Mantap, sudah. Tak perlu lagi menoleh ke belakang. I'm moving on..


::che::

Kamis, 23 Desember 2010

Saya Mau Menulis Lagi.



Saya baru menengok bebrapa blog teman-teman. Senang sekali rasanya membaca tulisan tulisan mereka. Membuat saya tertawa. Tulisannya tidak lucu, sebenarnya. Tapi tetap saja saya tertawa.

Mungkin saya sedang menertawakan diri sendiri.

berbulan-bulan ini, saya sangat malas menulis. Entah bagaimana bisa begitu, pokoknya saya malas menulis. Sebagai contoh, lihat saja catatan di fesbuk saya. Isinya copas lirik lagu semua.

Di titik ini, saya merasa gak berguna. Bukan pada siapa2, tapi pada diri saya sendiri. tidak menulis membuat saya bodoh. otak jadi melambat dan kurang peka. hati? apalagi. karena saya sudah terlatih untuk mengabaikan kata hati. ya! hati saya selalu mendesak saya untuk mencatat, untuk saya baca lagi kemudian dan berefleksi. tapi saya buang muka dari si kata hati. lama2 jadi terbiasa acuh.

dulu, kalau ada ide, saya terbiasa langsung menulisnya di catatan saya. satu-dua kalimat saja tak masalah. yang penting ditulis dulu. malam hari, saya suka membaca catatan2 kecil saya dan merenungkannya. itulah momen-momen olah rasa saya. makanya, kalau nggak nulis lagi, kebiasaan olah rasa itu juga hilang...

saya nulis, sih, sebetulnya. tapi di status fesbuk. masalahnya, dalam kasus ini, fesbuk gak bisa bantu saya olah rasa. daripada merenungkan status, saya lebih memilih untuk komen2...

gawatnya lagi, hasil pengamatan saya mengatakan bahwa kebiasaan acuh ini menjalar. saya makin sering acuh pada orang lain dan fokus pada diri sendiri saja nih! lebih banyak buka mulut dan menutup telinga. siaaalll... klo ini sih udah parah namanya! =_____= ughh...




hmm...




baiklah. saya akan menulis lagi. saya sudah punya si mungil "jejak Langkah", buku catatan yang sengaja dibuat biar saya nulis. bolpoin juga sudah ada. laptop pun tersedia. tidak ada alasan untuk tidak menulis lagi pokoknya!
maka, mari menulis, mari mengolah rasa. uhuiiy!


::che::

Rabu, 05 Agustus 2009

jenuh?


beberapa hari ini aku merasa jenuh. pada hubunganku dan pasangan.


jenuh dengan pola komunikasi yang terus begitu... sms, bercerita, bertanya, menjawab. telponan, apa kabar, ada apa hari ini, aku kangen kamu...

jenuh pada usahaku memberi pemahaman padanya tentang pola hidupku.

jenuh pada nasehatnya untuk tidak terlalu banyak minum.

jenuh,
karena aku membandingkannya dengan perempuan lain yang tampak ideal bagiku...
yang bisa menyanyi bersamaku. yang dekat, ada di sebelahku. yang begitu mengerti pola hidupku. yang modis dan cantik. yang gaul. yang...


kemarin, pasanganku datang. membawa setumpuk barangnya ke jogja. yap, dia pindah dan akan memulai hidup baru di sini.

saat aku datang menemuinya, ia tersenyum ceria.

aku minta maaf karena tak bisa datang tepat waktu.
"tak apa... aku tahu che ngajar dan sibuk di RDP. che lakukan tugas che dulu.. kita bisa bertemu kapan saja..."

aku banyak diam, tak bicara.
"che capek ya? istirahatlah... tidur dulu... jangan sakit. kan che lagi seneng-senengnya beraktivitas..."

di kamarnya, ada sebungkus nasi goreng magelangan yang telah ia siapkan untukku. lengkap dengan sendok dan piringnya. di sebelahnya ada sebotol aqua. lalu ia menyiapkan celana pendek dan baju ganti untukku.
"biar gak gerah, che..."


lalu senyap.
ia tidur kelelahan karena perjalanan panjang dan menata kamar barunya.
tidur menghadap aku yang masih membaca koran.

kututup koranku, kukecup keningnya, lalu tidur di sisinya.


Tuhan,
bagaimana mungkin aku menjadi buta akan kasihnya..akan pengertiannya, akan semangat yang ia berikan padaku?

mengapa aku bisa kalah dan tunduk pada penampilan dan kedekatan jarak, sehingga jenuh padanya?



maaf, sayang...
biar kubangun lagi pijakanku, agar bisa menggapai tanganmu lagi. bersama, sebagai aku dan kamu yang apa adanya, meraih bintang-bintang kita...


awal agustus 2009

::che::