twitter
    Celebrating the T in LGBT
Tampilkan postingan dengan label Senyum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Senyum. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 November 2012

Sincere Smile Turns Stranger into a New Family

Hari ini, saya pergi ke Bantul seperti biasa, membeli rendeng (daun kacang tanah) untuk kelinci2 tercinta. Tak disangka, di sana saya bertemu salah satu satpam perempuan di kampus saya. Ternyata dia adalah menantu Mbah Wadji si penjual rendeng. Ia mengenal saya dari kejauhan, lalu menyapa saya dengan girang.


Senin, 11 Juni 2012

Nongkrong Bareng PeaceGen dan Save Diversity

Hari ini Peace Generation ulang tahun kesepuluh. Satu dekade! Waow, menginjak remaja! :))

Menjadi bagian dari PeaceGen adalah sebuah kebanggaan. Sungguh merupakan proses yang luar biasa dan tak ternilai harganya.

Malam tadi, saya mempertemukan PeaceGen dengan teman2 dari @savediversity dan komunitas LGBT. kami akan bekerja sama untuk pemutaran film Sanubari Jakarta 17 Juni ini.

Sepanjang diskusi, saya tak henti-hentinya tersenyum. Empat tahun bersama PeaceGen, saya berhasil mendatangkan teman2 komunitas LGBT sebagai teman belajar di berbagai forum diskusi, termasuk saat Peace Camp. Tapi, seingat saya, baru kali ini kami benar2 bekerja bersama. Bukan untuk acara yang besar, memang, juga bukan long-term program. Baru sebuah pemutaran film saja. Tapi, saya percaya ini akan membawa kami pada kegiatan-kegiatan lainnya. Semoga.

Saya bangga melihat antusiasme teman2 untuk acara ini. Meski tak mampu menyembunyikan rasa takut atas kemungkinan serangan, ancaman, atau pembubaran yang bisa kami terima, PeaceGeners tetap semangat dan ceria, seperti selalu. Obrolan yang dimulai dengan malu-malu akhirnya mengalir dengan hangat dan lancar. Bahkan melebar ke topik2 lain, seperti HIV/AIDS dan kekerasan2 atas nama agama.

Entahlah. Saya sebetulnya tak fokus pada topik obrolannya. Saya terlalu berbunga-bunga melihat senyum kawan2. Hahaha...

Terima kasih, kawan-kawanku. Semangat generasi damai sungguh mengalir dalam nadi kalian.

#SatuDekadePeaceGen


-ema

Minggu, 10 Juni 2012

Pocong [2]



Pocong.


Apa yang terlintas di benakmu ketika membaca kata itu?






Di benak saya  langsung terbayang bentuknya, lengkap dengan wajah dan aura buruknya yang biasa dimunculkan di film atau acara televisi. Ugh.




Karena tak pernah melihat (baca ceritanya di Pocong [1]), maka satu-satunya sumber informasi yang saya dapat tentang bentuk jenasah berkafan alias pocong adalah dari televisi dan film. Tahu sendiri, kan, bagaimana media2 itu menggambarkan pocong? Hantu mengerikan (yang bentuknya sulit saya jelaskan di sini) dengan wajah dan aura buruk rupa serta mengganggu manusia. Nah! Sempurna! Gambaran itulah yang menempel erat di benak saya!




Dua hari belakangan, saya mendadak harus berhadapan dengan jenasah sobat saya yang sudah dikafani (Pocong [1]). Selama dua hari itu pula, saya berusaha keras memberikan sugesti positif pada diri sendiri.

"Itu ayah sobat baikmu, Ema!"
"Oke, itu ayah sobat, ayah sobat, ayah sobat. Segalanya akan baik-baik saja."


Tapi apa daya, yang muncul di kepala tetap gambaran pocong2 di tivi dan film itu. Huaaaaaa......




Akhirnya tadi malam saya ke rumah sobat lagi. Tujuannya dua, yasinan dan tahlilan, dan mencari sugesti positif lagi. Kalau tak saya lakukan, saya bisa begadang berhari-hari karena ketakutan, nih! Dan gak akan berani ditinggal di kamar sendirian sama partner. Kayak kemarin petang, nih, saya nangis dong gara2 pas bangun tidur partner saya tau2 udah rapi dan siap pergi mengajar. Jadilah saya ikut dia pergi sambil terkantuk-kantuk.




Demikianlah.
Di rumah sobat tadi, saya sengaja memandangi foto ayahnya berlama-lama. Rasanya seperti bercakap-cakap dengan beliau. Saya pandangi senyumnya, saya ingat semangat dan keramahannya di hari-hari terakhir di rumah sakit, saya ingat bagaimana ia bertutur tentang sobat, saya coba rasakan lagi hangat tangannya yang menggenggam saya... dan berhasil. Ia mampu mengalahkan bayangan2 di kepala saya.




*Selamat jalan, Oom. Senang sempat mengenalmu. Karena engkau juga lah saya bisa berteman baik dengan anakmu. Terima kasih, ya. :) Doakan kami dari sana.*





-ema

Rabu, 18 Januari 2012

Hari-Hari di Pancake’s Company [2]: Menyesalkah?

Sudah dua bulan tujuh belas hari saya kerja di sini.
Dulu saya takut, takut kehilangan banyak waktu bersama teman. Jam kerja saya sore sampai menjelang tengah malam: jam produktif saya untuk berjumpa teman-teman, diskusi, tukar pikiran, bermain, saling tukar gagasan. Nyatanya, saya memang banyak kehilangan saat-saat itu.
"em, yuk kumpul pisgen!"
"wah, maaf, aku pas kerja.."


"em, hayuk ikut pertemuan jpy!"
"aduh, kok pas aku kerja, sih..."



Senin, 26 September 2011

Hidup Berawal dari Mimpi

*Bondan Prakoso & Fade to Black

Yo' kujelang matahari dengan segelas teh panas
Di pagi ini ku bebas, karna nggak ada kelas
Di ruang mata ini kamar ini srasa luas
Letih dan lelah juga, lambat lambat terkuras

Teh sudah habis, kerongkongan ku pun puas
Mulai ku tulis semua kehidupan di kertas
Hari hari yang keras, kisah cinta yang pedas
Perasaan yang was was, dan gerakku yang terbatas

Tinta yang keluar dari dalam pena
Berirama dengan apa yang kurasa
Dalam hati ini ingin kuubah semua
Kehidupan monoton penuh luka putus asa

Chorus:
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Yo' yo' dunia memang tak selebar daun kelor
Akal dan pikiran ku pun tak selamanya kotor
Membuka mata hati demi sebuah cita-cita
Mlangkah pasti, pena dan tinta berbicara

Tetapkan pilihan tuk satu kemungkinan
Sbagai bintang hiburan, dan terus melayang
Tak heran ragaku, terbalut lebel mewah
Cerminan seorang raja dalam crita Cinderella

Ini bukan mimpi atau halusinasi
Sebuah anugerah yang akan ku nikmati nanti
Hasil kerja keras ku terbayarkan lunas.. tuntas..
Melakoni jati diri sampe puas

Chorus:
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Akh.. jack.. one two yo'
Jalan sedikit tersungkur terjungkir terbalik
Mlangkah menuju titik, lakukan yang terbaik
Ku ketatkan tekad dan niat agar melesat
Sperti rudal squad, mimpiku kan kudapat

Mencari tepuk tangan atas karya keringatku
Bukan satu yang ingin aku tuju
Naik ke'atas pentas, agar orang puas
Dapat applause, cek atau pun uang kertas

Yo' cari sensasi ataupun kontroversi "uh-oh"
Bukan caraku agar hidupku rekonstruksi
Dari mimpi semua hal dapat terjadi
Maka lemparkan sayap dan terbanglah yang tinggi

Chorus:
Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi
Gantungkan yang tinggi, agar semua terjadi
Rasakan semua, peduli 'tuk ironi tragedi
Senang bahagia, hingga kelak kau mati

Agar semua terjadi, hingga kelak kau mati..
Agar semua terjadi, hingga kelak kau mati..

::che::

Jumat, 26 Agustus 2011

kata.kata.kaca.mata.1


akhirnya saya pakai kacamata. minus 0,75.

dunia tampak lebih jelas dengan kacamata ini. dan saya pun bisa melihat detik-detik di atas lampu lalu lintas, juga iklan2 di sekitarnya. hahahaha


tapi masih pusing rasanya... ada yang mengganjal di sekitar mata. dunia yang saya lihat seperti tersimpan rapi dalam dua kotak ukuran 2x5 cm.
terus, bulu mata saya ini loh. nabrak-nabrak lensanya terus. hahahahaa.. lucu.


sejauh ini, kacamata saya lebih sering bertengger di atas rambut dan berfungsi sebagai bando.


*dan saya pusing karena ngetik ini tanpa kacamata*

kaca.mata.edisi.pinter


kaca.mata.edisi.dudul.markudul



::che::

Sabtu, 30 Juli 2011

make up, please!


"Aku benci make uuuuuppppp.."

SMS itu baru saja dikirim sahabat baik saya, tepat beberapa jam sebelum wisuda sarjana-nya.

Lalu saya tidak bisa berhenti tertawa.
[maaf, sayang, aku tak bermaksud bersenang-senang di atas penderitaanmu :p]

lucu, sih!

beberapa hari dianggap sangat spesial bagi orang indonesia, dan dirayakan besar-besaran. salah satunya wisuda.
dan, justru di hari yang penting itu, orang -terutama perempuan!- seperti dituntut untuk tidak menjadi dirinya sendiri. menggunakan make up yang tebal, sekalipun si empunya hari-H tak menyukainya.
untuk difoto dan dikenang, katanya
hahahahaa...



aku jadi ingat di buku tahunan (year book) jaman SMA, yang dikenal juga sebagai buku kenangan.
beberapa teman berfoto dengan make up cukup tebal, alis dicukur, rambut diulik, dan sebagainya,
dan percayalah,
empat tahun setelah kelulusan,
saya sulit mengenali foto-foto itu.



hahahahaaaa....


for Meer:
sabar, ya, cintaaa... :D

::che::

Kamis, 28 Juli 2011

[ ]


akhir-akhir ini saya merasa rindu.

pada langit merah di kaki mahameru.
pada tusukan-tusukan rumput di bawah cemara angin.
pada pasir tempat kaki menjejak menahan angin.

pada tawa-tawa lepas di atas motor smash biru.
pada teriakan norak anak-anak kecil berseragam coklat.

pada kamu, kamu, kamu, dan kamu.

pada hasrat untuk tertawa, bercerita.

kerinduan mencari dan menemukan.





::che::

Kamis, 26 Mei 2011

Jejak Kelinci [1]: Ara dan Waki

Pagi ini, saya putuskan untuk membeli dua ekor kelinci.

Sudah setengah tahun aku ingin punya hewan peliharaan. Mengapa? Untuk teman curhat. Juga untuk belajar mengasihi dan merawat. Kata beberapa temanku, termasuk Nissa, memelihara hewan juga bisa membantu kita belajar berkomunikasi. Memahami bahasa hewan jelas tidak mudah, bukan? Kita tidak bicara dalam bahasa yang sama! Di situlah empati dan kepekaan kita dibutuhkan. Mampukah kita merasakan lapar mereka? Ceria mereka? Sakit mereka?
Tak kalah penting, memelihara hewan menuntut kita bertanggung jawab. Mereka makhluk hidup. Mati jika tak diberi makan, atau tidak dirawat dengan baik. Jika bertanggung jawab atas nyawa hewan saja kita tak bisa, bagaimana mungkin bertanggung jawab atas hal lain, terlebih nyawa/nasib sesama manusia?

Demikianlah.
Maka saya membeli dua kelinci. Masih bayi, usia 2 dan 3 bulan.
Ara, Waki, ayo kita hidup bersama. Hahaha...
*aihh.. Manisnya merekaaa... >.<

::che::

Minggu, 10 April 2011

Harapan

ada yang berhenti pada berharap dan menyandarkan harapannya pada orang lain.
ada yang maju dan terus bergerak untuk mewujudkan harapannya.

menjadi seperti apa itu pilihan.
apapun itu, jangan menyesal atau menyalahkan.

semangat. semangaaatttt!!!!!!!!!


::che::

Selasa, 22 Februari 2011

Keluar Lingkaran

Saya tersenyum, atas keputusan di masa lalu. Tak menyesal memutuskan keluar dari lingkaran itu. :))
benar2 bukan tempat saya..

Mantap, sudah. Tak perlu lagi menoleh ke belakang. I'm moving on..


::che::

Senin, 17 Januari 2011

I think (?) I love My Sisters

Hari ini adek2 saya bolos sekolah. Katanya, sih, kecapekan setelah kemarin ikut saya mengirim masker ke sekitar Bromo.



Maka kami pun bersenang-senang di rumah, bertiga saja, sambil mengerjakan pekerjaan rumah.

Hari sudah siang. Saya dan Si Bungsu duduk-duduk di kamar, sementara Si Tengah menjemur sepatu di atap.


"Gubbrrraaaaaakkkk!!!!!!!!!!"

Saya terlunjak dari kasur dan lari ke lantai bawah. Setengah menangis saya panggil-panggil mana Si Tengah. "Yudithhhhh......Yudiithh!!!!!"

Saya tahu betul itu suara atap jebol. Saya tahu betul itu adik saya yang jatuh dari sana. Tidak ada sahutan darinya, dan bayangan buruk tentang adik saya yang terbaring-terbujur diam di lantai meracuni otak saya.

Sampai di lantai bawah, tidak ada dia di sana.

Saya berlari sekencang mungkin ke kamar semula dan meloncat ke jendela.

Di sana saya lihat dia,

adik saya,

berusaha bangun. Badannya di dalam loteng, kepalanya melongok keluar. Antara meringis kesakitan dan tertawa, ia menatap saya dan Si Bungsu.

Kami pun tertawa terbahak-bahak sekuat-kuatnya. Air mata saya keluar. Entah, itu air mata tawa, senang, lega, sedih, kaget, atau apa.

Si Bungsu menjulurkan sebotol air padanya. Lalu giliran saya mengulur tangan, mengangkat dia dari lubang besar itu.

Duduk di kusen jendela, kami tertawa lagi. Sambil membahas bagaimana reaksi bapak dan ibu nanti melihat lubang besar di atap dan eternit itu, menyusun strategi untuk memberi tahu orang tua tentang kejadian ini supaya tidak dimarahi.

Dan tertawa lagi.


Menatap kedua adik saya siang tadi,

ingatan saya tentang kejadian sebelumnya berputar lagi. Teriakan saya, bayangan di otak saya, ketakutan saya, kekhawatiran pada Si Tengah, rasa bersalah saya, getaran pada suara saya, kecepatan gerak dan lari saya, jauhnya lompatan saya, gerak refleks saya...

Ini, tah, cinta?



Dasar adik-adik bodooooohhhhhh.......


Dudul..

Aku gak mau hidup tanpa kalian.


Stay with me, please..


NB:
Si Tengak gak jatuh ke lantai bawah karena bokongnya nyangkut di eternit. Tepat di bawahnya ada daun pintu (tepat di sudutnya) dan lemari. Jika tak tertahan eternit, entah apa yg akan terjadi padanya.
Terima kasih, Tuhan, Semesta, eternit, rangka atap, dan semua2 yang menahan adikQ biar gak jatuh ke bawah...

::che::

Kamis, 23 Desember 2010

Saya Mau Menulis Lagi.



Saya baru menengok bebrapa blog teman-teman. Senang sekali rasanya membaca tulisan tulisan mereka. Membuat saya tertawa. Tulisannya tidak lucu, sebenarnya. Tapi tetap saja saya tertawa.

Mungkin saya sedang menertawakan diri sendiri.

berbulan-bulan ini, saya sangat malas menulis. Entah bagaimana bisa begitu, pokoknya saya malas menulis. Sebagai contoh, lihat saja catatan di fesbuk saya. Isinya copas lirik lagu semua.

Di titik ini, saya merasa gak berguna. Bukan pada siapa2, tapi pada diri saya sendiri. tidak menulis membuat saya bodoh. otak jadi melambat dan kurang peka. hati? apalagi. karena saya sudah terlatih untuk mengabaikan kata hati. ya! hati saya selalu mendesak saya untuk mencatat, untuk saya baca lagi kemudian dan berefleksi. tapi saya buang muka dari si kata hati. lama2 jadi terbiasa acuh.

dulu, kalau ada ide, saya terbiasa langsung menulisnya di catatan saya. satu-dua kalimat saja tak masalah. yang penting ditulis dulu. malam hari, saya suka membaca catatan2 kecil saya dan merenungkannya. itulah momen-momen olah rasa saya. makanya, kalau nggak nulis lagi, kebiasaan olah rasa itu juga hilang...

saya nulis, sih, sebetulnya. tapi di status fesbuk. masalahnya, dalam kasus ini, fesbuk gak bisa bantu saya olah rasa. daripada merenungkan status, saya lebih memilih untuk komen2...

gawatnya lagi, hasil pengamatan saya mengatakan bahwa kebiasaan acuh ini menjalar. saya makin sering acuh pada orang lain dan fokus pada diri sendiri saja nih! lebih banyak buka mulut dan menutup telinga. siaaalll... klo ini sih udah parah namanya! =_____= ughh...




hmm...




baiklah. saya akan menulis lagi. saya sudah punya si mungil "jejak Langkah", buku catatan yang sengaja dibuat biar saya nulis. bolpoin juga sudah ada. laptop pun tersedia. tidak ada alasan untuk tidak menulis lagi pokoknya!
maka, mari menulis, mari mengolah rasa. uhuiiy!


::che::

Senin, 04 Januari 2010

Rest if You must, but don't Quit.


13 Desember 2009 jam 8:29


Tak ada manusia yang terlahir sempurna.
Jangan kau sesali apa yang telah terjadi.
Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat.
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi...


Syukuri apa yang ada... Hidup adalah anugrah. Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik...

Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasaNya, bagi hambanya yang sabar dan tak pernah putus asa...


Jangan menyerah..jangan menyerah...

Jangan menyerah...

::che::

Havenu Syalom..

Kubawa damai bagimu..
Kubawa damai bagimu.. Kubawa damai bagimu.. Kubawa damai, damai, damai bagimu... (havenu syalom)



hampir tiap minggu saya menyanyikannya..


Semoga saya bs lbh memaknainya, meresapkan dlm hati saya, menunjukkan dlm tindakan saya..


Melihat gajah di pelupuk mata, menyiapkan ruang untuk mendengar... Menumbuhkan empati... Menoleh..

=)
bantu saya, teman2... Gak mudah merubah kebiasaan & mengurangi ego... Jangan ragu menegur saya. Hehehe.. ^^


terima kasih sudah menemani saya selalu. ..
:)

::che::

To listen and to be listened =)


>

 28 November 2009 jam 22:43   


waow, waow!
Ini hari yg luar biasa! Pengalaman unik datang bertubi-tubi! Hahaha... Dari keluar-masuk kos 4x gara2 ada aja barang ketinggalan, salah kostum, dikotbahi org, jalan2 bareng dJ, sampe rumpi2 soal kontrol sosial. Hahahaa.....

Sekarang saya sih lg senyum2, mengingat2 obrolan dgn teman td siang. Bukan isi obrolannya yg bikin senyum. Tapi prosesnya.

Beberapa minggu ini kami gak pernah ngobrol. Hanya saling komentar di fesbuk. Aneh ya. Padahal saya sadar, di fesbuk, kesempatan salah paham itu besar. Hanya ada kata dan tanda baca sih! Tanpa nada-ekspresi-intonasi.. Trus seringkali orang yg baca gak paham konteks tulisanna (status, komentar, catatan, dll).


*Tau dari mana, Ma?
*ya tau..pengalaman pribadi..suka sok tau ngartikan tulisan orang. Hahahahahaa...
*oo.. Gak genah iki..
*wakakakakaa...
[gak penting]


ya, jadi itu tadi.. salah pahamnya terjadi pada saya. Saya jadi mikir macem2 soal tulisan2na, trus mulai berprasangka gitu deh. Untung UGD otak saya sigap. Saya dapat pertolongan pertama dan segera sadar. Bahwa saya menghakimi tanpa sebab jelas. Saya menilai buruk secara sepihak. Mateng wes..


Maka, saya putuskan ngobrol berdua dengannya. Personal saja! Wong 'problem'na personal. Hahahahahaa... -Apa sih..-



Pertamanya tujuan saya satu: pengen denger penjelasanna atas bbrp hal.

Tapi dipikir-pikir, kayaknya ngobrol itu memberi ruang lebih dari 'untuk mendengarkan' saja deh. Pas ngobrol saya kan pasti ngoceh juga. Ttg perasaan saya, maksud saya, bla bla bla. Artinya, saya jg memberinya kesempatan utk mendengarkan saya!


Ternyata benar. Kami saling mendengarkan. Ternyata lagi, rasa jengkel saya padanya ilang. Ternyata dan ternyata lagi, saya jadi paham apa maksudnya. Saya jadi lbh mengenalnya. Saya bisa mengevaluasi diri juga. Begitu pula dia! Timbal balik!

=) menyenangkan.



Saya rasa, pemimpin2 dunia yg suka bikin perang jg harus ada waktu rumpi2 deh, biar gak perang 
lagi. Anak2 geng sekolah yg hobi tawuran itu juga. Kita juga. Apalagi jika kita sudah jatuh pada asumsi & dugaan2. Tak ada salahnya memulai obrolan. Starting to hear and to be heard.


*jadi kangen PeaceGen..

::che::

Tuhan Bikin Film


15 November 2009 jam 16:55



Wow! Kayaknya semua orang lagi ngotot pengen nonton 2012 nih! Hehee... Saya sih blom nonton. nunggu DVDnya ajah.

Katanya sih film ini soal kiamat tahun 2012 yang -katanya juga- diramalkan suku Maya itu. Hohohoo...


Trus hari ini ada teman saya yang nulis tentang kiamat juga. Tapi agak beda dengan tulisan lain yang mbahas benar-tidaknya ramalan itu, ini semacam renungan kitab suci gitu. Menariknya, ada yang komentar "Aq tak percaya 2012...itu manusia yang buat..bukan TUHAN.. wkwkwkwk"


Sebenernya saya gak tahu, yang dia maksud dengan 2012 itu film ato ramalannya. ^^ menurut saya sih dia gak percaya film yang didasarkan pada ramalan itu. Yang jelas komentarnya bikin saya senyum2 trus nulis catatan ini. Hohohohoo...

Ceritanya, saya ini orang yang percaya pada yang kuasa lain yang melebihi manusia, melebihi apapun. Bukan sembarang kuasa, tapi kuasa baik yang terus hidup selama manusia masih memiliki harapan dan kehendak baik. Saya menyebut kuasa itu Tuhan. Saya percaya pada Tuhan. =)



Menurut saya lagi, Tuhan akan menemani dan mendorong manusia melakukan kebaikan. Dengan banyak cara dong! Yang sudah jelas adalah melalui manusia itu sendiri. Simpelnya, Tuhan berkarya melalui manusia. gitu lah! [Hehehe... mbulet ya? ^^]

Nah, balik ke film. Film kan media yang efektif untuk mempengaruhi orang. Jadi, bukan tidak mungkin Si Tuhan melihat celah itu dan ingin membuat film juga. ya lewat manusia dong... serem juga klo tiba-tiba ada film tapi 'gak ada yang buat'. wakakakakakakakkk....

Kenapa saya bisa ngomong gitu? karena saya telah menonton buaaaanyaak film yang menginspirasi hidup saya, memberi semangat untuk melakukan hal-hal berguna. They are soooooo inspiring!! Contoh aja ya, Freedom Writers. Film itu memberi saya semangat untuk menulis. Menulis itu penting loh! selain untuk ekspresi diri (saya percaya orang bisa mati kalo gak mengekspresikan diri), saya juga bisa berbagi banyak hal dengan orang lain! Film itu juga menyemangati saya untuk berani mengenal orang, atau kelompok, yang tidak saya sukai. Saya tergerak untuk tidak menghakimi orang lain, apalagi sebelum mengenalnya. Believe me, it works on me!! Saya juga jadi makin yakin, mendengar dan bercerita adalah paduan yang indah! Kadang saya merasa tidak beruntung, merasa diri tidak disayang, masalah saya berat, bla-bla-bla. Namun, saat mendengar orang lain, saya sadar...saya bukan satu-satunya yang bersedih dan terluka. Efek positifnya, saya tergerak untuk saling menguatkan dengan sesama...

Itu baru satu film! Freedom Writes!



ambil contoh kedua. kali ini tentang kebiasaan merokok. saya benar-benar berniat dan berusaha untuk berhenti merokok karena -antara lain- dua film: Wall-E dan Sex and The City. Mengapa Wall-E? Karena saya ini WTS, Wanita Tak tahan Sumuk, yang tidak ingin bumi makin panas -apalagi sepanas film Wall E- karena rokok saya. Lalu mengapa sex and the city? Karena di season 6 ada cerita tentang mr.Big yang operasi jantung, dan saya melihat betapa khawatir dan tersiksanya Carrie, pasangan mr.Big, saat menunggu hasil operasi itu... Yeah, saya tahu saya melow. Saya menangis di adegan itu. Saya tak bisa membayangkan betapa sedihnya orang-orang yang mencintai saya dan saya cintai jika saya kena penyakit, apalagi MATI, gara2 rokok. Ogah!!!! Maka, jadilah saya berusaha mati-matian berhenti merokok. Hahahahahahaaa....



Begitulah... Film-film itu telah mendorong saya menuju arah yang lebih baik, setidaknya menurut saya. Maka saya percaya, di sana Tuhan bekerja. Ia menegur, mengingatkan, mengajak. Tuhan ikut membuat film-film itu. Ya lewat Manusia lah... Hehehehee...



"Trus apa hubungannya dengan komentar orang itu, Ma?"



Hubungannya ya...lucu aja klo ada yang bilang (film) itu manusia yang buat, bukan Tuhan. Karena seperti kujelaskan tadi, dalam tiap hal yang mengingatkan dan mendorong manusia pada kebaikan dan harapan, Tuhan bekerja.



sekian dan terima kasih.

hehehehehehee




NB: soal film 2012, menurut Kompas hari ini film itu emang rada gak logis. Eniwei, sepertinya kita tetap bisa melihat hal lain. Bahwa alam bereaksi pada tiap tindakan kita. Ini sok tau aja sih. Lha wong saya belom nonton... hwakakakakakakakk



::che::