twitter
    Celebrating the T in LGBT
Tampilkan postingan dengan label Peace. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peace. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 November 2012

Sincere Smile Turns Stranger into a New Family

Hari ini, saya pergi ke Bantul seperti biasa, membeli rendeng (daun kacang tanah) untuk kelinci2 tercinta. Tak disangka, di sana saya bertemu salah satu satpam perempuan di kampus saya. Ternyata dia adalah menantu Mbah Wadji si penjual rendeng. Ia mengenal saya dari kejauhan, lalu menyapa saya dengan girang.


Senin, 11 Juni 2012

Maaf, Timbuktu.

Kamu pernah dengar kata 'timbuktu'? Di mana kamu dengar kata itu? Kapan? Oh, waktu sedang bercanda dengan teman-teman, ya? Ya, ya, ya, Timbuktu itu suatu tempat di Afrika yang mungkin sangat terpencil dan terbelakang. Timbuktu, seperti juga Somalia dan Etiopia, adalah kata yang tepat untuk menunjukkan ketidakberadaban. Itu kesimpulan saya, sih, berdasarkan pengalaman bercanda dan ejek-ejekan dengan teman sehari-hari.

Sebelum April, saya tak tahu di mana itu Timbuktu. Tak peduli apakah ia benar ada, apakah ia negara atau provinsi atau kota atau kampung kecil. Bukan urusan saya. Saya cuma tahu bahwa itu tempat yang jauh dari peradaban manusia.

***

April, dosen PLKH Humaniter memberi kami tugas. Intinya, kami harus mengikuti perkembangan kondisi dan menganalisa sebuah konflik yang benar-benar sedang terjadi di sebuah negara bernama Mali.


Kamis, 29 September 2011


Tadi saya mencari bahan untuk menulis tentang tawuran pelajar di Yogyakarta. Pencarian membawa saya pada halaman facebook salah satu korbannya.

***

Teofilus Uky Caesar Kusuma. Lahir tahun 1991. Dua tahun lebih muda dari saya.
Gitaris. Fotografer. Nampak enerjik. Dalam foto-fotonya, ia selalu tersenyum. Kadang juga mendongak pongah, khas anak SMA. :)


Senin, 26 September 2011

Mahathir Mohamad

Satu hal yang saya ingat betul dari Mahathir Mohamad adalah kritikan-kritikan pedasnya terhadap tindakan Israel dan negara2 adidaya yang membiarkan tindakan itu.
Satu kali, Mahathir mendapat kecaman keras dari banyak negara karena pidatonya di konferensi negara2 Islam (OKI) . ini adalah potongan pidato yang melahirkan banyak kecaman itu:

"We [Muslims] are actually very strong, 1.3 billion people cannot be simply wiped out. The Nazis killed 6 million Jews out of 12 million [during the Holocaust]. But today the Jews rule the world by proxy. They get others to fight and die for them."

Kecaman muncul karena Mahahir dianggap mengancam perdamaian dunia, menyebarkan kebencian, menyebarkan kesalahpahaman, ofensif, dan tidak sesuai dengan nilai-nilai toleransi dan prinsip dialog. Berikutnya, mahathir bahkan dicap Anti-Semit.

[dari wikipedia: Antisemitism (also spelled anti-semitism or anti-Semitism) is "hatred toward Jews—individually and as a group—that can be attributed to the Jewish religion and/or ethnicity."[1] In its extreme form, it "attributes to the Jews an exceptional position among all other civilizations, defames them as an inferior group and denies their being part of the nation[s]" in which they reside.[2] A person who holds such views is called an "antisemite". Antisemitism may be manifested in many ways, ranging from individual expressions of hatred and discrimination against individual Jews to organized violent attacks by mobs, or even state police, or military attacks on entire Jewish communities. Extreme instances of persecution include the First Crusade of 1096, the expulsion from England in 1290, the Spanish Inquisition, the expulsion from Spain in 1492, the expulsion from Portugal in 1497, various pogroms, the Dreyfus Affair, and the Holocaust by Nazi Germany.]


Menanggapi kecaman2 itu, Mahathir tidak mengeluarkan reaksi yang (saya sebut) keras). Ia tetap tenang, tidak ada kemarahan atau kecaman balik. Jawaban Mahathir terhadap polemik ini simpel saja menurut saya, tapi sangat 'jlebb' dan masuk pada akar masalahnya.
"They feel that while it is proper to criticise Moslems and Arabs, it is not proper to criticize Europeans or Jews."
Ya, sudah menjadi rahasia umum bahwa Islam banyak mendapat kecaman, kutukan, penghinaan, dan cap teroris. Apa reaksi negara2 adidaya? Nol. Diam. Bahkan ikut dalam golongan pengutuk itu.
Namun, mengapa mereka begitu panas ketika ada orang yang mengkritik Yahudi?


Saya menerima masukan dan kritik orang pada Muslim ketika Muslim melakukan kesalahan. Namun ketika saya memberikan kritik dan masukan bagi para Yahudi yang melakukan kesalahan, mengapa saya langsung disebut sebagai penyebar kebencian dan Anti Semit? Apakah Yahudi tidak boleh dikritik, meski mereka memang melakukan kesalahan?
-Mahathir Mohamad


*Membaca, menonton, dan menyelami sepak terjang Mahathir mohamad memotivasi saya untuk melihat sesuatu secara obyektif, juga  untuk menanggapi sesuatu dilandaskan pada akal sehat, bukan kemarahan dan kebencian semata...

::che::

Sabtu, 12 Maret 2011

that's what friend are for

jika ayahku hendak membunuh ayahmu, percayalah aku akan menggagalkannya.

jika keluargaku menghina keluargamu, percayalah aku yang akan membantah semuanya.

jika adikku berbicara buruk tentangmu, percayalah aku akan mengajaknya berkenalan denganmu.

jika kelompokku berperang dengan kelompokmu, percayalah aku tak akan ikut serta.

Karena kamu temanku. aku mengenalmu lebih dari apa yang mereka katakan tentangmu. aku mempercayaimu. aku mempercayai kata-kata dan senyummu. aku mempercayai uluran tanganmu. aku mempercayai air matamu. warna kulitmu tak bisa menghalangi pelukanku. bahasamu tak bisa menghalangi senyumku. agamamu tak bisa menghalangi jabatan tanganku. orientasi seksualmu tak bisa menghalangi doaku bagimu.





::che::

Kamis, 21 Oktober 2010

Mati

Seorang polisi di Lamongan mati kelelahan ketika mengamankan demo mahasiswa.
Di televisi aku melihat mahasiswa mendorong-dorong polisi dan berteriak-teriak.

Ya Tuhan, kenapa sih harus ada gituan? Emang gak bisa ya menyampaikan aspirasi tanpa kekerasan?

Apa sih yang bisa dihasilkan oleh kekerasan? Kekerasan baru? Dendam?
Mungkin banyak efek yang kita gak tau! Hilangnya pencari nafkah keluarga. Adik-adik korban kehilangan sahabat mereka.

Ahh..
Lihat wajah ibu polisi itu! Tidak menangis. Hanya diam terpekur.

Tidak kulihat bedanya dengan ibu para mahasiswa yang mati ditembak polisi. Mereka gak tau politik. Mereka gak tau demo-demo itu tentang apa. Yang mereka tau, anaknya mati.

Mati.

Yang mereka kandung susah payah. Yang mereka lahirkan dengan taruhan nyawa. Yang mereka besarkan dengan hutang dan keringat.
Mati.

::che::

Renungan Malam Ini...

Kata Om Marthen,


Kita juga perlu mengambil inisiatif untuk berbicara DENGAN orang lain,


bukan hanya berbicara TENTANG orang lain.



Beda satu kata = beda tujuan, beda maksud, beda efek, beda akibat, beda tingkat kesulitan.


Semangat! Ayo aplikasikan! Yang muda yang punya inisiatif. Go go go!



::che::

Kamis, 21 Januari 2010

Peace Generation: Serve as You Are

Semalam teman saya, anggota Peace generation juga, bercerita.

Seseorang bertanya padanya, apa sih yang selama ini Peace gen lakukan? Meski membawa jargon perdamaian, sepertinya tidak banyak yang Peace Gen lakukan bagi orang lain. Ia mengambil acara Munir Memorial Lecture dan Pekan HAM sebagai contoh. Apa iya pesan perdamaian yang dibawa Peace Generation itu nyampe? Jika melihat Panggung Refleksi (yang di depan Gedung Agung), orang hanya akan berpikir: 'oh, ada pentas musik'. That's it. Contoh lain, waktu gempa padang, apa sih yang Peace Gen lakukan? Emang Peace Gen peduli? Di akhir tanya-jawab itu, seseorang ini berkata: 'Nampaknya kalian terlalu sibuk dengan diri kalian sendiri.'




Aku tidak kaget mendengar pertanyaan dan peryataan itu, sebenarnya. =) karena aku pernah mempertanyakan hal yang sama. Mengapa Peace Gen (nampaknya) tidak banyak berbuat untuk masyarakat?


Namun, setelah melalui banyak hal di Peace Gen, aku malah mempertanyakan pertanyaanku tadi.
*halah!

Benarkah Peace Gen terlalu sibuk dengan diri sendiri?



Hmmm.... =)
Yang aku tahu, di Peace Gen ada peneliti2 muda

Yang aku tahu, di Peace Gen ada film maker.

Yang aku tahu, di Peace Gen ada yang jago masak.

Ada juga yang jago musik!

ada yang aktif di organisasi mahasiswa.

Beberapa bergabung dengan organisasi kerohanian.

Yang aku tahu, banyak juga alumni Peace Gen yang bekerja di NGO, sesuai minat masing2.

Hmmm.... lalu ada yang jago desain!

O iya, ada yang jago nulis dan hobi banget nulis.

Ada yang prestasi akademisnya gila-gilaan.

Di Peace Gen juga ada beberapa fotografer handal lho!

Ada pecinta lingkungan juga. Sebagian suka mendaki gunung, sebagian lagi menggunakan sepeda ke mana-mana.

Manajer Band juga ada!

Calon-calon guru pun ada.

Kayaknya masih banyak juga yang belum kusebut. =D


Itulah Peace Gen.

Kalo aku.... Aku hobi menulis. Aku juga bergabung di salah satu organisasi besar di Indonesia. Aku ikut beberapa jaringan. Aku bekerja di sana-sini. Aku juga mengikuti berbagai kegiatan, dan bertemu dengan baaaaanyak orang!

Di setiap tempat itu, aku membawa semangat Peace Generation. Aku menolak masuk dalam lingkaran kekerasan dan intimidasi di salah satu 'tempat'ku itu, dengan harapan bisa memutusnya juga. Aku berusaha menumbuhkan budaya dialog di setiap tempatku. Mengahadapi masalah, aku (sekarang) jadi makin sabar dan bisa mengendalikan emosi. Aku menuntut diriku untuk banyak mendengar meski sulit (dan itu sungguh membantukui menumbuhkan dialog). Aku menceritakan ide-ide perdamaian Peace Generation pada kawan-kawanku, dan mendapat banyak dukungan untuk mewujudkannya, di tempatku masing-masing.


***

Aku bergabung bersama Peace Gen, aku berdinamika bersama, aku berkonflik, aku menangis, aku belajar, aku mendapat semangat. Semangat yang mulai menular pada orang di sekitarku.


Dengan caranya dan tempatnya sendiri, teman-temanku di Peace Generation pun begitu.





Peace Generation hanya memiliki caranya sendiri.

Layaknya manusia, pilihan Peace Gen belum tentu memuaskan semua pihak.
=) Semua masukan akan memacu semangat Peace Gen. Yang jelas, Peace Gen tidak takut menjadi diri sendiri.


Buat semua PeaceGeners:

Serve as You are, Guys...


=)

::che::

Jumat, 15 Januari 2010

Palestina=Muslimin???

Lama-lama saya lelah baca tulisan ini:

Penghinaan (penyerangan, penzaliman, blablabla) kaum zionis terhadap kaum muslimin.


Kenapa sih tulisan orang Indonesia mengenai konflik Israel-Palestina hampir selalu mengandung kata-kata itu? Heran deh. Parahnya lagi, kenapa banyak yang mengamini begitu saja? Lalu ikut berteriak-teriak (katanya) demi membela agama. Astagaa....


Coba, ya, baca! Cari buku, cari tulisan-tulisan atau sumber yang bisa dipercaya tentang konflik itu. Cari! Baca!


Tidak semua warga Palestina adalah Muslim! Ada juga yang bukan. Misalnya Kristen. Lalu, apa iya semua orang Israel itu Yahudi? Apalagi Zionis! Bedain dong....

Baca lagi!

Bahkan Perdana Menteri dan Presiden Palestina pun menghargai yang beragama lain! Natal 2009, mereka ikut ibadah Natal di sebuat Gereja di Palestina.


Mudah sekali isu macam itu dibelokkan di Indonesia, jadi isu agama. Kenapa sih banyak yang percaya?
mungkin ini tanda kalau Bangsa kita kurang ilmu, kurang pengetahuan, kurang baca, kurang buka kuping.


Heran.
Yang di sana gak ribut soal agama kok di sini rame.


(emosi, 15 Januari 2010)
Che

::che::

Senin, 04 Januari 2010

Havenu Syalom..

Kubawa damai bagimu..
Kubawa damai bagimu.. Kubawa damai bagimu.. Kubawa damai, damai, damai bagimu... (havenu syalom)



hampir tiap minggu saya menyanyikannya..


Semoga saya bs lbh memaknainya, meresapkan dlm hati saya, menunjukkan dlm tindakan saya..


Melihat gajah di pelupuk mata, menyiapkan ruang untuk mendengar... Menumbuhkan empati... Menoleh..

=)
bantu saya, teman2... Gak mudah merubah kebiasaan & mengurangi ego... Jangan ragu menegur saya. Hehehe.. ^^


terima kasih sudah menemani saya selalu. ..
:)

::che::