Dua malam yang lalu, saya menulis status ini di facebook:
Beberapa jam kemudian, saya menerima personal message dari seorang teman seangkatan di SMA dulu. Dia ingin membagikan animasi bagus ini dengan saya, katanya. Inti dr animasi itu kira2 adalah seorang pemuda yang meninggalkan Yesus lalu sekarat lalu Yesus dengan tangan terbuka menerimanya kembali. Ini link animasinya: http://www.donghaeng.net/english/flash/flash36.htm
Esoknya, saya kirim ucapan terima kasih atas link yang dia berikan. :) dia membalas dengan ini:
Tertegun saya membacanya. Waow!
Saya mengenalnya saat SMA. Kami tidak pernah sekelas. Seingat saya kami juga tidak pernah tergabung dalam kegiatan apapun, saya sibuk dengan OSIS, Bina Iman (kelompok anak Katolik), dan tulis-menulis, sementara dia nampak sibuk dengan penelitian dan karya ilmiah. Seingat saya kami juga gak pernah ngobrol, paling hanya saling sapa seadanya saja.
Dan kami lulus SMA lima setengah tahun yang lalu; kuliah di kota yang berbeda, lalu bertemu lagi di facebook. Saya bahkan tidak ingat kapan kami saling sapa lagi. =____=
Then suddenly, di sebuah malam yang gerah, dia memberi video "renungan" dan sepotong nasehat tentang iman pada saya. Seriously, saya ketawa ngakak waktu itu. And definitely, i was thinking about "heeyy, who the hell are you trying to judge me, dude?"
Hahahahaa...
I asked him,
Yap! That's the thing. Dia merasa mengenal saya.
*Padahal pacar saya aja butuh tiga tahun pacaran sama saya untuk mengetahui (belum termasuk memahami) pemikiran dan sikap saya tentang gereja katolik dan yesus.
*dia bahkan gak tau kalo waktu ujian pelajaran agama SMA, jawaban saya untuk pertanyaan, "apa arti kitab suci bagimu?" adalah "buku cerita sejarah".
golput jangan lama2 ma.. hehe.. I know u have a good heart..
Jadi saya tidak berhati baik kalau saya bukan bukan pengikut yesus (baca: beragama kristen/katolik) nih? *lap kringet*
Well, mari kita tengok sebentar fesbuk saya dan dia seminggu terakhir. Kebetulan saya sedang nyinyir tentang perkosaan dan kekerasan seksual, kekerasan pd umumnya, hak2 LGBT, dan soal potongan rambut saya yg aneh. Dan kebetulan dia sedang mengomel tentang kuliah dan kecepatan modem, main game online, berbagi ayat2 kitab suci, dan nyinyir soal panasnya surabaya.
*hening*
I do believe that having faith in one religion doesn't simply make a person better than the others. Apalah gunanya beragama dan hafal ayat kitab suci tapi tidak peduli pada kondisi orang lain (apalagi bersolidaritas!)?
Setelah saya ingat2, Yesus itu selalu sibuk melawan penindasan dan kekerasan lho, bukan sibuk mengajak orang masuk agama Yahudi. Jadi, daripada repot2 ngajarin saya soal agama (dan main game online), akan jauh lebih berguna kalau teman saya tadi (dan orang2 lain yg selalu semangat mengkotbahi saya) menggunakan waktunya untuk ikut mendukung gerakan menolak perkosaan, pelecehan, dan segala bentuk kekerasan lainnya saja. :) Lebih cocok dengan sikap Yesus. :)
Ya, saya tahu saya gak boleh menghakimi orang berdasarkan aktivitas fesbuk, seperti orang lain juga tidak bisa menghakimi saya dengan dasar yg sama. Kalau di luar fesbuk teman2 itu sudah bersikap seperti yesus ya syukuurr.. kalo ternyata enggak ya... yaa... ya saya gak komen deh! ;)
-ema
Tiba2 inget temen yg super lucu. Waktu tau saya (dulu) Katolik n aktif di komunitas pemuda, ndeketinnya mati2an, ngajak aktif di kelompok keagamaan. Waktu tau saya lesbian, tiba2 mundur seribu langkah, gak kontak lagi. Pas tau saya agnostik, malah berlagak gak kenal. Eeaaa... Masih ketawa kalo inget dia :D
Beberapa jam kemudian, saya menerima personal message dari seorang teman seangkatan di SMA dulu. Dia ingin membagikan animasi bagus ini dengan saya, katanya. Inti dr animasi itu kira2 adalah seorang pemuda yang meninggalkan Yesus lalu sekarat lalu Yesus dengan tangan terbuka menerimanya kembali. Ini link animasinya: http://www.donghaeng.net/english/flash/flash36.htm
Esoknya, saya kirim ucapan terima kasih atas link yang dia berikan. :) dia membalas dengan ini:
"golput jangan lama2 ma.. hehe.. I know u have a good heart.. "
Tertegun saya membacanya. Waow!
Saya mengenalnya saat SMA. Kami tidak pernah sekelas. Seingat saya kami juga tidak pernah tergabung dalam kegiatan apapun, saya sibuk dengan OSIS, Bina Iman (kelompok anak Katolik), dan tulis-menulis, sementara dia nampak sibuk dengan penelitian dan karya ilmiah. Seingat saya kami juga gak pernah ngobrol, paling hanya saling sapa seadanya saja.
Dan kami lulus SMA lima setengah tahun yang lalu; kuliah di kota yang berbeda, lalu bertemu lagi di facebook. Saya bahkan tidak ingat kapan kami saling sapa lagi. =____=
Then suddenly, di sebuah malam yang gerah, dia memberi video "renungan" dan sepotong nasehat tentang iman pada saya. Seriously, saya ketawa ngakak waktu itu. And definitely, i was thinking about "heeyy, who the hell are you trying to judge me, dude?"
Hahahahaa...
I asked him,
Oh waoow, Kamu bahkan gak pernah ngobrol sama aku loh, tapi sepertinya kamu sudah punya kesimpulan tertentu tentang aku. kamu cenayang yaaa? hahahaa.. i do have a good heart, sayang.and he replied me,
Hmm, ya sedikit banyak tau lah ttg kamu, kawan..And I easily answered,
hehehee, mungkin itu cuma perasaanmu saja
Yap! That's the thing. Dia merasa mengenal saya.
*Padahal pacar saya aja butuh tiga tahun pacaran sama saya untuk mengetahui (belum termasuk memahami) pemikiran dan sikap saya tentang gereja katolik dan yesus.
*dia bahkan gak tau kalo waktu ujian pelajaran agama SMA, jawaban saya untuk pertanyaan, "apa arti kitab suci bagimu?" adalah "buku cerita sejarah".
golput jangan lama2 ma.. hehe.. I know u have a good heart..
Jadi saya tidak berhati baik kalau saya bukan bukan pengikut yesus (baca: beragama kristen/katolik) nih? *lap kringet*
Well, mari kita tengok sebentar fesbuk saya dan dia seminggu terakhir. Kebetulan saya sedang nyinyir tentang perkosaan dan kekerasan seksual, kekerasan pd umumnya, hak2 LGBT, dan soal potongan rambut saya yg aneh. Dan kebetulan dia sedang mengomel tentang kuliah dan kecepatan modem, main game online, berbagi ayat2 kitab suci, dan nyinyir soal panasnya surabaya.
*hening*
I do believe that having faith in one religion doesn't simply make a person better than the others. Apalah gunanya beragama dan hafal ayat kitab suci tapi tidak peduli pada kondisi orang lain (apalagi bersolidaritas!)?
Setelah saya ingat2, Yesus itu selalu sibuk melawan penindasan dan kekerasan lho, bukan sibuk mengajak orang masuk agama Yahudi. Jadi, daripada repot2 ngajarin saya soal agama (dan main game online), akan jauh lebih berguna kalau teman saya tadi (dan orang2 lain yg selalu semangat mengkotbahi saya) menggunakan waktunya untuk ikut mendukung gerakan menolak perkosaan, pelecehan, dan segala bentuk kekerasan lainnya saja. :) Lebih cocok dengan sikap Yesus. :)
Ya, saya tahu saya gak boleh menghakimi orang berdasarkan aktivitas fesbuk, seperti orang lain juga tidak bisa menghakimi saya dengan dasar yg sama. Kalau di luar fesbuk teman2 itu sudah bersikap seperti yesus ya syukuurr.. kalo ternyata enggak ya... yaa... ya saya gak komen deh! ;)
-ema
Cataatanmu selalu unik ema!
BalasHapusTerus menulis