twitter
    Celebrating the T in LGBT

Kamis, 29 September 2011


Tadi saya mencari bahan untuk menulis tentang tawuran pelajar di Yogyakarta. Pencarian membawa saya pada halaman facebook salah satu korbannya.

***

Teofilus Uky Caesar Kusuma. Lahir tahun 1991. Dua tahun lebih muda dari saya.
Gitaris. Fotografer. Nampak enerjik. Dalam foto-fotonya, ia selalu tersenyum. Kadang juga mendongak pongah, khas anak SMA. :)


Belum satu semester ia lewati di bangku kuliah. Facebooknya masih penuh dengan foto-foto masa SMA. Dengan teman-temannya. Wajah-wajah yang penuh semangat. Nge-band. Tanding basket. tanding futsal. Promnite. Pensi sekolah. Bergaya di lorong-lorong sekolah. Nongkrong dengan teman-teman di pelataran sekolah.
Ah, sangat SMA. :) Hidup, ceria, semangat berlipat ganda.

Baru delapan belas tahun usianya saat itu. Saat harus mati dikeroyok pelajar dan alumni sekolah lain.



Foto-foto yang saya lihat berikutnya adalah duka.
Jasadnya yang kaku di peti mati. Foto menjelang pemakaman. Ucapan-ucapan duka.
Banyak foto baru, ditag oleh kawan-kawannya.
Namun tak ada Teo di situ. Hanya nama saja. Ia tak bisa ikut berkomentar layaknya fesbukers lainnya.
Hanya nama. Hanya namanya saja yang terus disebut,
     "Mengapa Teo tak lagi bersama kita?"
     "Seandainya Teo masih ada di sini..."
     "Teo, kami merindukanmu."


Saya beranjak.
Berikutnya adalah dendam.

Hukum mati pembunuh Teo!
Demi Teo kami bersumpah.
Cincang saja, kuliti, habiskan rame-rame.


Dan sedikit doa.

Sudah, jangan ada tawuran lagi.


Isi kepala saya berputar-putar.


Selalu. Selalu saja ada yang tak belajar dari kematian dan kehilangan.
Menuntut darah berikutnya, dendam tak berkesudahan.


Sungguh aku bertanya, Teo.
Benarkah mereka merasa kehilanganmu?
Atau nyawamu, hanya menjadi alasan untuk lagi-lagi mengangkat senjata dan menyerang?


Kamu tahu, Teo? Satu anak lagi sudah mati. Enam belas bulan setelah kamu pergi. Kali ini oleh tebasan clurit. Ia, juga yang menebasnya, juga seusiamu, Teo. 17, 18.


Teo,

Teo,

Jika kau bertemu Tuhan, Teo,
bisakah kau minta bantuannya?
Agar lebih banyak hati terbuka dan berkata,

berhenti.

::che::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What's on your mind? Let me know! :))