Saya fobia akademik. Itu kesimpulannya.
Saya sudah lupa kapan sakit perut itu mulai menyerang ketika saya harus berhadapan dengan hal-hal berbau dunia akademik kampus. Saya juga tidak ingat bagaimana mulanya jantung saya berdebar dengan keras dan cepat, tubuh berkeringat dingin, dan tubuh menjadi tegang ketika harus berurusan dengan staf kampus, pejabat kampus, maupun dosen.
Saat ini, datang ke kampus menjadi sesuatu yang mengerikan bagi saya. Sangat mengerikan. Bahkan untuk hal sepele yang bernama kuliah sekalipun. Perut ini mual, dada ini sesak. Jangankan saat menginjakkan kaki di kampus, saat teringat bahwa saya harus ke kampus saja rasa muak itu sudah mendesak sampai ke ubun-ubun.
Bahkan pelukan erat dan hangat dari kekasih pun tak mampu menghilangkan muak ini.
Dan saya terjebak di dalamnya. Begitu muak, hingga ingin segera pergi dari tempat itu. Namun terlalu muak juga untuk bersentuhan dengan hal-hal yang bisa membuat saya segera pergi.
Ah, andai saja Doraemon benar ada, dan saya adalah Nobita, mungkin ada robot yang bisa menggantikan saya. Sayangnya Doraemon hanya tokoh komik, dan saya jelas bukan Nobita. Dan keputusan selanjutnya sepenuhnya ada di tangan saya.
-ema
Saya sudah lupa kapan sakit perut itu mulai menyerang ketika saya harus berhadapan dengan hal-hal berbau dunia akademik kampus. Saya juga tidak ingat bagaimana mulanya jantung saya berdebar dengan keras dan cepat, tubuh berkeringat dingin, dan tubuh menjadi tegang ketika harus berurusan dengan staf kampus, pejabat kampus, maupun dosen.
Saat ini, datang ke kampus menjadi sesuatu yang mengerikan bagi saya. Sangat mengerikan. Bahkan untuk hal sepele yang bernama kuliah sekalipun. Perut ini mual, dada ini sesak. Jangankan saat menginjakkan kaki di kampus, saat teringat bahwa saya harus ke kampus saja rasa muak itu sudah mendesak sampai ke ubun-ubun.
Bahkan pelukan erat dan hangat dari kekasih pun tak mampu menghilangkan muak ini.
Dan saya terjebak di dalamnya. Begitu muak, hingga ingin segera pergi dari tempat itu. Namun terlalu muak juga untuk bersentuhan dengan hal-hal yang bisa membuat saya segera pergi.
Ah, andai saja Doraemon benar ada, dan saya adalah Nobita, mungkin ada robot yang bisa menggantikan saya. Sayangnya Doraemon hanya tokoh komik, dan saya jelas bukan Nobita. Dan keputusan selanjutnya sepenuhnya ada di tangan saya.
-ema
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
What's on your mind? Let me know! :))