twitter
    Celebrating the T in LGBT

Kamis, 17 Desember 2009

Huff...

Ada teman yang sedang jatuh cinta... =) senang mendengarnya. Mengetahui bahwa ada yang menambal hatinya lagi, setelah tercabik sebelumnya.

ini bukan kisah cinta yang menyenangkan. bukan cinta monyet yang malu-malu atau berbunga-bunga. ini kisah yang,,,
damn! apa yang bisa dipakai menggambarkannya?

bagaimana rasanya mencintai orang yang tak teraih karena jilbab dan keyakinan keluarga?

damn... it must be so hard.



be strong,,,

jangan menyerah,,,

::che::
17.12.09, 23.20

Sabtu, 12 Desember 2009

Karanganyar.


11 Desember 2009 jam 11:46

Bajingannnn!!!


Dasar orang gila! Gak tahu diri! Gak tahu adat!!

Hajar aja! Bunuh sekalian! Perusak anak orang!

***

Jogja, 10 Desember 2009

Pagi itu saya bangun dengan was-was.
Usai mandi, saya ngebut menuju agen bis. Masih dengan hati gundah. Mbak Etik dan Ryan sudah menunggu. Rasanya saya menangkap 'ketakutan' yang sama dari mata Ryan. Bisa jadi saya salah.

Dua jam perjalanan. Kami banyak bicara. Sekali waktu kami melirik Pleidooi. Berkas pembelaan.

*

Pengadilan Negeri Karanganyar ini lebih ramai dari sebelumnya. Ada beberapa teman LBT dari Solo. Ada wartawan. Lengkap dengan kamera-kamera mereka. Rupanya ada yang mengundang media secara sembarangan.

Dimas ada di balik jeruji itu. Tempat transit tahanan sebelum bersidang. Kegundahannya tampak jelas.

"Mas! Kalo mau motret potret aja!! Sini! Gak usah sembunyi-sembunyi!"
Ia marah pada wartawan.

"Kemarin aku muntah darah lagi, Mbak."

*

"Kamu punya flexi nggak?"
"Gak ada, Mas."
"Temen-temenmu ada yang punya gak?"
...
"Gak, Mas. Kamu mau telpon?"

Ryan meminjamkan ponselnya. Dimas makin gusar. Tampaknya yang telponnya tidak diterima. Ia menangis.

*

Saya menunggu. Tak ada keluarga yang datang. Tidak ada teman yang datang. Hanya kami. Orang yang sangat ia harapkan untuk datang pun tidak ada.

*

Tiba saatnya. Kami mengelilinginya. Memastikan wajahnya tak terekspos kamera.

Sidang hampir diskors karena Dimas menangis. Tapi ia tak mau ditunda lagi.

*

putusan dibacakan. Penipuan dan pencabulan anak. Pidana penjara empat tahun enam bulan dan denda 60 juta, yang jika tak dibayar bisa digantikan dengan enam bulan kurungan.

Dimas pingsan. Media mengerubuti.

*

Ruang tahanan. Masih pingsan. Saat sadar, ia minta ke kamar mandi. Saya menemani.
Pintu dibuka. Dimas keluar dengan mulut penuh darah.

Kembali ke ruang tahanan, dan ia muntah lagi. Darah. Banyak darah. Cair, bercampur lendir. Ia pindah, duduk di bangku, dan muntah lagi. Darah yang kental dan menggumpal-gumpal.

*

Dimas yang pucat meronta. Tak mau dibawa ke rumah sakit.

"Saya mau pulang saja! Jangan bawa saya ke rumah sakit!"

Rupanya LP telah menjadi rumah baginya.

*

Saya dan Ryan menemani di mobil tahanan. Lima menit kami diam. Dimas seperti tidur. Tiba-tiba tangannya menyentuh saya, mencari-cari. Saya pikir ia minta minum, ternyata bukan. Sambil 'tidur', ia menggenggam tangan saya. Jari-jari kami bertautan. Erat sekali. Sampai sakit rasanya. Tiba-tiba saya merasakan kesepiannya... saya merasakan ketakutannya pada sendiri.

Dua menit. Ia lepas tangan saya. Lalu duduk tegak, dan mengucap doa...

Bismillah ir-Rahman ir-Rahim....

***

"Dimas itu kasihan. Dia itu nggak punya siapa-siapa. Dimas itu menyalahkan dirinya sendiri terus-terusan. Bahkan di pengadilan pun dia mengaku bahwa dia ingin bunuh diri. Dimas itu butuh teman, butuh pendampingan. Untuk menguatkan dia itu lho! Untuk memberi tahu dia bahwa apa yang dia rasakan itu tidak salah, bahwa kita memang punya hak atas seksualitas kita!"

"Aku itu sampai heran lo, kenapa kok justru teman2 LBT ini sepertinya kurang simpati pada Dimas. Padahal harusnya justru kalianlah yang lebih tahu perasaan Dimas, dibandingkan kami yang hetero ini."

***

Hingga saat ini, saya merasa tidak tenang.

Saya bangun dengan mimpi buruk. Saya ditangkap, dihajar, dijebloskan ke penjara. Saya dihajar oleh kepolisian dan kejaksaan. Pasangan saya dipaksa melihat saya dihajar hingga muntah darah, hingga ia mau memberi kesaksian palsu sesuai keinginan mereka. Media memberitakan saya dengan keterangan yang tidak benar dan menyudutkan. Semua orang menghujat saya...

Malam saya dihantui pengalaman Dimas. Saya seolah mengalami apa yang dia alami.

***

Teman-teman, Dimas tidak seperti kita yang punya banyak akses dan berpendidikan tinggi, bisa kuliah. Dimas tidak tahu wacana seksualitas. Dia tidak tahu menahu tentang gerakan LGBT. Bahkan, bukan tidak mungkin dia tidak tahu bahwa dalam ilmu psikologi, homoseksual itu bukan penyakit. Bahwa yang merupakan penyakit itu justru rasa malu, minder, ketakutan berlebihan atas orientasi seksualnya itu. Dimas hanya tahu bahwa dirinya sendiri menyukai perempuan, dan apa yang ia rasakan adalah 'dosa' di mata masyarakat. Sesuatu yang laknat. Dimas tidak tahu, bahwa hukum kita bisa jadi sangat kejam pada kaum homoseksual. Ia buta hukum.

***

Semoga, kita yang tahu dan paham wacana ini tidak berhenti pada wacana. Semoga kita mampu mengaplikasikan apa yang kita punya. Semoga kita tidak lupa pada teman-teman LGBT lain yang membutuhkan penguatan kita. Semoga di tengah kesibukan kita, komunitas kita, atau lembaga kita, kita masih sempat menengok mereka. Semoga dari uang yang kita dapat, ada yang bisa disisihkan untuk mendukung mereka, entah apapun bentuknya.

Semoga, dengan semua akses yang kita punya, kita bisa terus menyebarkan informasi pada teman-teman kita. Semoga, suatu saat nanti, tidak ada lagi yang kesepian dan merasa ditinggalkan seperti Dimas. Semoga kita mampu menjadi keluarga, terutama bagi mereka yang ditinggalkan oleh sanak saudaranya.

Semoga segala pengalaman yang kita punya bisa mengasah empati kita.

Semoga, perjuangan HAM kita tidak melayang di atas angin.




::che::

Sabtu, 28 November 2009

Terserah!


Saya masih pengen ngoceh nih. Wekekee..


Lalu, lalu, hari ini saya ngakak campur jengkel juga. Gara2nya, saya & temen2 nih hobi banget njawab 'terserah'.

Ceritanya, tadi kami kan jalan2 nih. Kangen2an.. (yang gak kangen diem aja, gak usah komentar!). Tujuanna 3 tmpat: Ganjuran, liat sunset d pantai, trus ke rumah nenek Bije maem tongseng. Wakakaa...

Pas berangkat, Bije nanya, mau ke mana dulu? Jawabannya terserah-terserah-terserah-terserah. Jadilah Bije yg memilih rutenya.

Trus pas perjalanan motor saya (maksudna motor mb Opi yg saya pinjem) bocor bannya. Nah, sambil nunggu ban diganti, kami rumpi2. Bije nanya lagi, mau ke mana dulu. Jawabannya? Teuteup.. Terserah. Lha lucunya, waktu Bije & saya ngungkapin pendapat, yg laen protes. Halah! Lha tadi bilangna terserah...

Ban beres, kami jalan lagi. Eee... Rantai motor Ezra copot! Alhasil kami nangkring lg d bengkel. Huahahahahahahahaaa.... Berhubung kami brangkat siang menjelang sore, padahal kami ngejar sunset, smentara kami dah 2x berhenti gara2 motor, Bije nanya lagi deh. Mau ke mana dulu sekarang? Eee... Lha kok jawabanna tetep. Terserah. Glodhak!! Hahahahahaa...


Sbenernya saya jg bilang terserah lo tadi... ^^

Knapa sih kita suka bilang terserah? Klo saya sih (tadi) uda males aja ngasih pndapat. Lha saya sungkan to kalo smua ikut pndapat saya mlulu. Serba salah sakjane! Nggak ngutarain pendapat, ntar gak brangkat2. Klo ngungkapin, ntar ada yg protes. Halah!
[klo di tmpt2 laen, bukan teman2 saya ini, kita bs dikambinghitamkan gr2 jwbn terserah lo].


Knapa sih? Knapa sih? Knapa sih? Knapa harus terserah? Hehehe...

NB: Kadang saya jg pake 'terserah' krn malu ngungkapin pndapat. Hahaha... Nunggu yg lain ngungkapin pndapat yg sama aja, trus ntar ndukung gitu deh. =D


::che::

Selasa, 17 November 2009

mendung..

17 November 2009 jam 18:41


Mendung.. Hakhakhak...


Jogja berubah drastis neh! dari panas menyengat jadi suram buanget. mendung sepanjang hari. angin dingin lewat terus. nyaman sih, tapi seperti biasa, mendung membawaku bernostalgia.


..


tidak, tak ada yang salah pula dengan nostalgia. bukankah menyenangkan bisa mengenang masa indah? apalagi masa indah dengan sahabatmu. =)

...


saat melakukan hal-hal konyol dengan sahabat. saat merekam bokong teman-teman sementara doa pagi dibacakan. saat bercanda dan tertawa ngakak di depan biara suster hingga diusir. saat meninggalkan sekolah sebelum bel masuk berbunyi untuk mengantar sahabatmu mengambil bahan praktikumnya, lalu dihukum bersama karena terlambat. saat berlarian di lorong biara lalu jatuh ndelosor dengan sukses. saat mengikuti ulangan perbaikan sosiologi dengan menggigil karena hujan-hujanan berdua. saat mencoba bekerja menjadi kurir, berdua juga. saat menguntit orang yang kami sukai (hahahahaha!!). saat sahabat menggedor pintu kamarmu tengah malam untuk memberi kejutan ulang tahun, padahal di saat yang sama ia juga berulang tahun. saat membawa sahabatmu kabur dari orang tuanya, karena ingin menunjukkan tempat terindahmu, tempat rahasiamu, sebelum terpisah karena pilihan kampus yang berbeda kota. saat tidur bersama sahabat, dan menceritakan rahasia terbesar yang selalu membuatmu menangis karena belum pernah bisa mengatakannya pada siapapun. saat memeluk sahabatmu di bandara...


*aduh, saya jadi nangis


nostalgia memang menyenangkan. tapi ada sedikit sedih yang menyertai. ada pertanyaan-pertanyaan konyol. =) kenapa ia gak di jogja aja, kenapa tak ada lagi pengalaman-pengalaman seindah itu, mengapa sekarang sulit sekali bertemu dia... Hahahaha...



ahh...



mendung..


kamu membawa nostalgia. kamu membuat rinduku pada sahabatku berlipat ganda. kamu membuatku menangis. =D


mendung!!
segera turunkan hujan! biar air membasuh sedihku, dan membantuku mensyukuri apa yang ada. juga untuk mengabarkan pada sahabatku, bahwa aku sangat merindukannya! bukankah ia mencintai air dan bisa memahami bahasa air? (sok tau abis nih... hahahaha)


miss U, Meer..

=))

::che::

Rabu, 05 Agustus 2009

jenuh?


beberapa hari ini aku merasa jenuh. pada hubunganku dan pasangan.


jenuh dengan pola komunikasi yang terus begitu... sms, bercerita, bertanya, menjawab. telponan, apa kabar, ada apa hari ini, aku kangen kamu...

jenuh pada usahaku memberi pemahaman padanya tentang pola hidupku.

jenuh pada nasehatnya untuk tidak terlalu banyak minum.

jenuh,
karena aku membandingkannya dengan perempuan lain yang tampak ideal bagiku...
yang bisa menyanyi bersamaku. yang dekat, ada di sebelahku. yang begitu mengerti pola hidupku. yang modis dan cantik. yang gaul. yang...


kemarin, pasanganku datang. membawa setumpuk barangnya ke jogja. yap, dia pindah dan akan memulai hidup baru di sini.

saat aku datang menemuinya, ia tersenyum ceria.

aku minta maaf karena tak bisa datang tepat waktu.
"tak apa... aku tahu che ngajar dan sibuk di RDP. che lakukan tugas che dulu.. kita bisa bertemu kapan saja..."

aku banyak diam, tak bicara.
"che capek ya? istirahatlah... tidur dulu... jangan sakit. kan che lagi seneng-senengnya beraktivitas..."

di kamarnya, ada sebungkus nasi goreng magelangan yang telah ia siapkan untukku. lengkap dengan sendok dan piringnya. di sebelahnya ada sebotol aqua. lalu ia menyiapkan celana pendek dan baju ganti untukku.
"biar gak gerah, che..."


lalu senyap.
ia tidur kelelahan karena perjalanan panjang dan menata kamar barunya.
tidur menghadap aku yang masih membaca koran.

kututup koranku, kukecup keningnya, lalu tidur di sisinya.


Tuhan,
bagaimana mungkin aku menjadi buta akan kasihnya..akan pengertiannya, akan semangat yang ia berikan padaku?

mengapa aku bisa kalah dan tunduk pada penampilan dan kedekatan jarak, sehingga jenuh padanya?



maaf, sayang...
biar kubangun lagi pijakanku, agar bisa menggapai tanganmu lagi. bersama, sebagai aku dan kamu yang apa adanya, meraih bintang-bintang kita...


awal agustus 2009

::che::

Senin, 29 Juni 2009

Deli Makmur, kupikir kamu...

29 Juni 2009 jam 21:51
Bahh.... aku baru mengalami kekecewaan. bukan karena orang laen sih...tapi karena isi otakku sendiri.




begini,


dua minggu lalu, 20 juni, aku membaca sudut kanan Kompas.


"Kompas Minggu besok: Sosialita: Deli Makmur"


ada fotonya. seorang chinese muda, tampak feminin, meski rambutnya pendek banget. aku tersenyum. dalam hati: "wah!!! lesbian nih!!! semoga! hihihii..."


***
hahh... sebulan ini aku emang aneh. tiap kali lihat foto orang dengan wajah agak feminin tapi penampilan maskulin, otakku langsung mikir klo dia lines alias lesbi. trus, kalo orang yang fotonya terpampang itu berprestasi, aku pasti langsung girang bukan maen. misalnya aja klo aku liat liliana natsir n mitha the rock. jahhh..... langsung "kalap" deh.
cihh... lagi maniak ni, sama lines berprestasi.
***


esoknya, setelah si Kompas sampai di tangan, aku langsung membuka rubrik sosialita. Deli Makmur... ada fotonya! dua! besar2. dia tampak keren... penampilannya maskulin. senyumnya ramah. imut banget. muka cerdas dan tampak agak feminin!
aku langsung baca profilnya dengan semangat, sambil snyum2 sendiri. hihihiii...
uniknya, aku tidak menemukan satu kata pun yang menunjukkan jenis kelamin maupun gender si Deli Makmur. aku bertanya2. kenapa ya? kenapa penulis tidak memberi petunjuk sedikit pun?


nahh... karena sejak awal otakku sudah 'tersistem' seperti yang tadi itu, maka kemungkinan jawaban yang muncul di otakku adalah:
Deli Makmur tu transgender!!!
pikiranku ini didukung oleh beberapa hal:
1. Ninuk Mardiana Pambudy, si penulis artikel, setahuku merupakan wartawan yang menggunakan perspektif feminis dalam tiap tulisannya. aku yakin ia menguasai isu seksualitas. dan karena pengetahuan dan perspektifnya itu, maka ia merasa tidak perlu menuliskan jenis kelamin maupun gender si Deli. konteksnya adalah untuk menghargai pilihan si Deli. [sok tau banged yah?!?!]
2. Sosialita Kompas Hampir selalu memuat profil perempuan! seingatku, laki2 yang pernah dimuat di sana hanya Ivan Gunawan! yap, perempuan2 yang masuk rubrik sosialita adalah perempuan2 yang berdedikasi di bidangnya. perempuan2 keren!!! T.O.P. B.G.T!!!


jahhh.... aku jadi makin girang. otakku dipuaskan oleh hasil analisisku sendiri.
Ya! deli Makmur adalah seorang transgender female to male yang keren, cerdas, berprestasi, dan total di bidangnya!!! ahhhh!!!!! aku langsung ngefans berat!!!! kuceritakan rasa gembiraku pada pacar dan teman2 dekatku. hihihiii....






lalu bencana itu datang.
sebuah pesan baru di fesbukku.


ema, aku udah googling, deli makmur itu pemuda, pria. hehehehehe


ahhh!!!! aku gak percaya!!! aku langsung googling juga. mencari. Deli Makmur.


ternyata bener. pemuda. pria.


hix...


sedih banget...






aku gak kehilangan kekagumanku padanya. enggak. tapi emang sedih...


hahaha


hahh... gak papa lah. setidaknya, artikel itu dan kejadian aneh ini tidak menghilangkan semangatku belajar dan cari tau.


dan,
aku masih nafsu pengen cari lines2 muda yang T.O.P!!!!




huxxx,







::che::

Senin, 25 Mei 2009

Power of Two


Now the parking lot is empty

Everyones gone someplace
I pick you up and in the trunk Ive packed
A cooler and a 2-day suitcase
Cause theres a place we like to drive
Way out in the country
Five miles out of the city limit were singing
And your hands upon my knee

So were okay
Were fine
Baby Im here to stop your crying
Chase all the ghosts from your head
Im stronger than the monster beneath your bed
Smarter than the tricks played on your heart
Well look at them together then well take them apart
Adding up the total of a love thats true
Multiply life by the power of two

You know the things that I am afraid of
Im not afraid to tell
And if we ever leave a legacy
Its that we loved each other well
Cause Ive seen the shadows of so many people
Trying on the treasures of youth
But a road that fancy and fast
Ends in a fatal crash
And Im glad we got off
To tell you the truth

Cause were okay
Were fine
Baby Im here to stop your crying
Chase all the ghosts from your head
Im stronger than the monster beneath your bed
Smarter than the tricks played on your heart
Well look at them together then well take them apart
Adding up the total of a love thats true
Multiply life by the power of two

All the shiny little trinkets of temptation
(make new friends)
Something new instead of something old
(but keep the old)
All you gotta do is scratch beneath the surface
(but remember what is gold)
And its fools gold
(what is gold)
Fools gold
(what is gold)
Fools gold

Now were talking about a difficult thing
And your eyes are getting wet
I took us for better and I took us for worse
Dont you ever forget it
Now the steel bars between me and a promise
Suddenly bend with ease
The closer Im bound in love to you
The closer I am to free

So were okay
Were fine
Baby Im here to stop your crying
Chase all the ghosts from your head
Im stronger than the monster beneath your bed
Smarter than the tricks played on your heart
Well look at them together then well take them apart
Adding up the total of a love thats true
Multiply life by the power of two

::che::

Selasa, 17 Maret 2009

ciuman pertama




*entah kenapa, tiba2 aku ingat saat ciuman pertamaku dengannya.


dan seperti biasa saat aku mengingat dia, dadaku terasa penuh dan mengembang...
hmm... rasanya pengen melakukan banyak hal! semangat jadi berlipat2!
hahahaa..

ingat momen indah itu, malah melipatgandakan energi hidup dalam diriku lho!!

oya! aku sedang drop. tepar. radang tenggorokan parah.
tapi aku bertahan. dan cepat membaik. jauh lebih cepat dari terkaan dokter.
hahahaa...
aku hanya bisa tersenyum dan bersyukur. oh pak dokter, aku punya energi dan semangat yang

jauh melebihi perkiraanmu.
karena aku bersama dia...



tapi, semua hal baik ini masih menyisakan pertanyaan besar buatku.

kenapa ya banyak orang yang gampang berganti pasangan? gampang ML dengan orang yang

berbeda2... parahnya lagi klo dah berpasangan.. gampang selingkuh...berkhianat...



apa mereka tidak merasakan keindahan yang kurasa?


apa mereka tidak memiliki kenangan tentang 'yang pertama'?


*ato aku yang naif?


=)
chupiku sayang... aku kangen!!! >.< hakhakhak... yang semangat yah ngajarnya.. jangan lupa mimik yang panas2, biar mens-nya lancar.. makasih ya chay, buat semangatnyah! ceneng banged deh!!! muahmuahmuah!!! chayank chupi! satu2nya! di hati dan raga! =)



::che::