twitter
    Celebrating the T in LGBT

Minggu, 28 April 2013

Quote of the Day




-ema

Catatan COmate

Dua hari yang lalu, saya bantu Julian, Divisi Media Promosi #CJR2013malang bikin kuis. Ini adalah kuis kesekian yang saya buat dalam dua minggu ini.

Waktu lagi spaneng mikirin #CJR2013batam, tiba2 ide yang tadi lagi nyangkut di bonsai beringin tetangga datang lagi. Bikin kuis nulis.

Selasa, 23 April 2013

Dyke, Not Jerk

Dua minggu yg padat dan melelahkan, sekaligus penuh pembelajaran. :)) Fiuhhh, tarik nafas dulu.

Yap, ceritanya saya sedang bekerja untuk promotor di kota jogja tersayang. Masculine world. Saya sadar itu sejak awal. Maklum, bukan kali pertama ini saya bekerja untuk mereka. Bagaimana pun juga, realita biasanya melenceng dari bayangan. Dunia ini, ternyata, jauh lebih maskulin dr bayangan.

Sebenarnya menyenangkan sekali memiliki rekan2 kerja dan bos2 yang tidak lesbiphobic (sepertinya masih gay dan wariaphobic sih). Saya mesti mensyukurinya. Tak ada kendala berarti dalam bersosialisasi, khususnya menyangkut orientasi seksual saya ini.

Tapi, seperti juga komunitas sosial saya lainnya, kumpulan rekan saya yang satu ini melihat saya sebagai laki-laki, bukan perempuan. Lebih spesifik lagi, mereka menganggap bahwa saya adalah lelaki yang sama dengan mereka: isi kepala penuh dengan seks, melihat perempuan hanya dari tubuhnya, dan kalau membicarakan perempuan pasti topiknya seks-seks-dan seks.

Maka terlibatlah saya dalam pembicaraan mereka. Tentang tubuh rekan kerja perempuan, tentang mbak2 SPG yang "bisa dipakai", bagaimana caranya "memakai" perempuan, ciri2 perempuan yg bisa "dipakai", dan tentang kebanggaan atas banyaknya pengalaman "memakai" perempuan.

Arrrggghhh... Gemes rasanya. Iya, saya lesbian. Mungkin juga saya transgender. Tapi saya respek sama perempuan. Saya gak suka kalau laki2 menganggap perempuan adalah barang yg bisa dipakai dan diperlakukan seenaknya. Saya tuh muak kalau kalau ada laki2 (juga perempuan) yg menganggap kalau perempuan itu tak lebih dari barang pemuas nafsu seksual belaka. Saya sangat tersinggung kalau teman2 lelaki saya ini membuat jokes jayus yg melecehkan perempuan. Dan saya lebih bingung lagi kalau mereka menganggap saya adalah bagian dari laki-laki semacam itu.

Hey!! I'm a dyke, not a jerk! ヽ(゚Д゚)ノ

Rabu, 17 April 2013

Maksud Ibu?

Kemarin pagi Mumu nemuin dosen pembimbing tesisnya. Si Ibu Dosen ini orangnya seru banget, dan single. Beliau kemudian menawari Mumu utk jadi dosen di salah satu kampus beken di Jakarta. Kebetulan kampus itu mempercayai kampus Mumu utk mengirim satu lulusan terbaiknya mengajar di sana, dengan kontrak awal satu tahun.

Singkat cerita, pulang dari kamous Mumu menceritakan percakapan mereka~~
Ibuitu: gimana Mbak Mumu? Saran saya sih kesempatan ini diambil saja ~~blablablablabla~~
Mumu: Saya pikir2 dulu ya, Bu, karena saya cukup khawatir untuk tinggal di Jakarta.
Ibuitu: Oh, begitu ya..
*hening*
Ibuitu: Apa tidak bisa mengajak Mbak Ema ikut ke sana? Cuma untuk satu tahun saja, kok..
          (me: what?? Kenapa si ibu mendadak mention namaku??)
*hening*
Ibuitu: Memang, Mbak Mumu, orang-orang single seperti kita ini selalu membutuhkan teman. Makanya saya sarankan Mbak Ema diajak saja kalau pindah ~~blablabla~~|
          (me: orang2 single seperti kita selalu butuh temaaann??? Maksudnya elo lesbi, juga, Bu??)

Demikianlah. Kesimpulan saya tidak lain dan tidak bukan adalah si ibu tau bahwa kami ini pasangan, dan bahwa dia juga lesbiii... Haaahahaha

Lesbi-enggaknya gak penting sih. Tapi nanyanya itu looo... Wagu. Gyahahaha