twitter
    Celebrating the T in LGBT

Jumat, 15 Agustus 2008

Be Strong, Che!



Kemarin lusa, orang tuaku merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang kedua puluh.

Bapakku membuat CD berisi kumpulan lagu indah. Sepertinya, bapak memilih lagu2 yang menggambarkan perjalanan pernikahan mereka... *Aku memang tidak tahu alasan pasti pemilihan lagunya. Maklum, sedang tidak berkomunikasi dengan beliau. Hehe…* CD itu lalu ia bagikan kepada saudara dan beberapa teman dekat.



Aku tertarik dengan lagu2 pilihan bapakku itu.

Ada lagu 'Kemesraan’ (aku lupa itu lagunya siapa). Tahu liriknya kan?!

Kemesraan ini… janganlah cepat berlalu…

Kemesraan ini… ingin kukenang selalu…

Hatiku damai, jiwaku tentram di sampingmu…



Ada juga lagunya Doel Sumbang, ‘Arti Kehidupan’. Hmm… aku suka sekali lagu ini…


Jangan berkata tidak bila kau jatuh cinta.

Terus terang sajalah, buat apa berdusta…

Cinta itu anugrah, maka berbahagialah… sebab kita sengasara bila tak punya cinta.

Rintangan pasti dating menghadang, cobaan pasti dating menghujam.

Namun yakinlah bahwa cinta itu kan membuatmu mengerti akan arti kehidupan.

Marilah sayang, mari sirami,

Cinta yang tumbuh di dalam diri…

Marilah sayang, mari sirami,

Agar merekah di dalam hati.



‘Rumah Kita’ dan ‘Endless Love’ juga dipilih bapakku untuk masuk dalam CD-nya.



Mendengarkan CD ini, hatiku seperti teriris-iris… hehehe…



Yahh.. sejak menikah, bapak dan ibuku memang kurang akur (bahasa halus dari tidak akur). Tiap hari, kalo nggak diam-diaman, mereka akan perang mulut. Sejak aku lahir hingga aku SMP, bapakku bahkan suka main tangan pada aku dan ibu… beberapa bulan belakangan, saat aku sudah meninggalkan rumah utnuk kuliah di jogja, sikap itu muncul lagi… bapak beberapa kali mengamuk, mengancam, memukul, dan melempari ibuku dengan barang2 di rumah (termasuk jemuran handuk!!). Mengerikan. Parahnya lagi, bapak melakukan itu di hadapan adikku yang masih kelas 2 SD.





Lagu yang dimasukkan bapak dalam CD kenangan ini membuatku heran. Yahh… lagu2 itu terdengar tidak cocok dengan kondisi pernikahannya (menurutku). Hahahahaa….



Aku selalu bertanya-tanya… Benarkah seseorang mencintai pasangannya saat ia selalu membuat pasangannya terluka?

Apakah Cinta itu memang ada saat ia selalu melampiaskan kemarahannya pada pasangannya, dan bahkan anak-anaknya?



Kadang aku memang tak percaya, apakah bapakku memiliki cinta pada ibu dan pada kami, anak-anaknya…

Bagaimana aku harus percaya?? Ia selalu bersikap dingin dan keras pada kami.. padahal bersama kawan2nya, bapak bisa tertawa-tawa senang…bisa menjadi sosok yang sabar…selalu mengalah…

Orang berpendapat, bapak adalah orang yang bersahabat. Namun mengapa ia tak begitu pada kami, istri dan anak2nya sendiri?

Bukankah itu sangat menyakitkan??



Ibuku selalu menentang pikiranku ini… Ibu bilang, jika bapak tak mencintai kami, tak mungkin ia menghidupi kami, menyekolahkan kami…

Bapak begitu karena masa kecilnya yang keras.. Masa lalu itu mambuatnya jadi keras.



Aku tetap tak percaya. Sebab ia hanya melakukannya pada kami…





Saat mendengar lagu dalam CD ini, lalu melihat judul di cover-nya (kenangan 20 tahun pernikahan Lilik & Ukik), dalam hatiku yang terasa perih ini aku langsung berkata “BullShiT!”. Hahahaa…





Setidaknya, aku harus bersyukur atas beberapa hal. Pertama, aku masih hidup. Banyak anak sangat kecil yang mati dihajar bapaknya. Tapi aku masih hidup.

Kedua, aku tumbuh sehat. Badanku kuat, otakku baik-baik saja. Aku pintar. Tidak pernah mengalami gegar otak meski kepala ini selalu jadi sasaran pukulan.

Ketiga, ibuku juga masih hidup. Meski agak sakit2an (beberapa penyakitnya disebabkan oleh pukulan bapak), dia masih hidup, tegar, dan selalu memberi semangat pada kami anak-anaknya. Terberkatilah engkau ibu, meski entah mengapa, kau masih tahan hidup dengan bapak dan membelanya.

Keempat. Adik-adikku juga masih hidup. Segar bugar. Meski mereka juga mengalami dan melihat kekerasan yang dilakukan bapak, setidaknya mereka punya kakak baik yang bisa diajak curhat dan siap melindungi mereka, membawa mereka pergi dari rumah saat situasi memanas, dsb. Hahahahaaa...

Kelima, bapakku masih hidup. Setidaknya, aku dan adik-adikku masih disekolahkan dan diberi makan.

Setelah ini, aku terbang meninggalkan rumah dan hidup mandiri. Adik2 jadi dapet ‘jatah’ku. Hehe… senang sekali mereka. Tapi aku tak kuatir. Aku juga senang.



Sesuatu yang pedih tak perlu dijadikan alasan untuk gagal, bukan??

Jika bapak dan ibuku tidak berhasil membuat kisah hidup mereka seindah lagu dalam CD kenangan itu,

Aku akan berhasil!

Akan kubangun hidupku selanjutnya bersama orang-orang tercinta… adik-adikku, dan pasanganku... perempuan yang kucintai. :)



*wahahahahahaaa

ini tulisan saya tahun lalu. saya posting lagi. ^^

btw, sekarang hubungan ortu saya membaik lagi. kapan2 akan saya tulis prosesnya, karena sangat menarik.
my though mommy



::che::